Kak Andy

Jumat, 25 November 2011

Qashar

قصر الصلاة


يجوز للمسافر أن يقصر اللصلاة الرباعية , فيصلى صلاة الظهر أو العصر أو العشاء ركعتين بدلا من أربع ركعات

شروطها

و يشترط لجواز القصر خمشة شروط :

.أن تكون مسافة السفر ستة عشر فرسخا =88,5كيلو مترا تقريبا

. أن يكون سفره فى غير معصية

. أن يكون المسافر مؤديا للصلاة الرباعية

ز أن ينوى القصر مع تكبيرة الاحرام

.ألا يأ تم بمقيم

Meringkas shalat

Di bolehkan bagi orang yang bepergian (musafir) meringkas shalat yang empat (4) rakaat (menjadi dua) lalu, shalat baik itu Dzuhur, atau Asyar, atau Isya menjadi dua rakaat sebagai ganti dari 4 rakaat.

Syarat-syaratnya.

Dan di syaratkan bolehnya di qasar lima syarat.

. terjadi jarak perjalanannya 16 Farsyah atau 88, 5 kilo meter.

. Keadaan syafarnya bukan untuk ma’siat

. Keadaan orang yang bersyafar dalam ke adaan menunaikan shalat yang 4 rakaat

. Meniatkan Qasar bersama Takbiratul ikhram

. tidak menyelesaikan saat bermukim.

Keterangan.

Islam adalah agama yang sangat toleran bagi setiap pemeluknya dalam menjalankan kewajibannya, cukup flexible atau tidak kaku, halk ini juga berlaku bagi ibadah wajib yakni shalat, bukan hanya dari segi teknis dan waktu tapi juga dari segi efisiensi, betapa tidak shalat yang seharusnya 4 rakaat boleh di ringkas menjadi dua rakaat .

Namun demikian tidak semua kondisi hal ini dapat di lakukan , ini hanya ruhksoh atau keringanan yang diberikan Allah saat hambaNya akan melakukan bepergian untuk sesuatu keperluan, baik itu yang penting atau wajib maupun mobah. Dan hal ini menjadi syarat agar kita tentunya tidak gampang begitu saja meringkas shalat tanpa adanya udzur syar’e .

Adapun tehknis pelaksanaannya seperti yang tertera pada kitab “FIQHUL WADHI. Baik dari segi jarak, tujuan dalam syafar, waktu syafarnya bertepatan dengan shalat yang 4 rakaat.

Adapun niatnya kita sertakan saat takbiratul ikhram, dan tentunya sebagai syarat terakhir shalat tersebut harus di lakukan dalam waktu syafar bukan ketika masih di rumah.

Kamis, 24 November 2011

Shalat Istisqa

صلاة الاستسقا
الاستسقاء + طلب السقيا (المطر) من الله تعالى
و صلاة الاستسقاء مسنونة عند الحاجة الى المطر , ويسنّ للايمام قبل فعل الصلاة  أن يأمر الناس بصيام ثلاثة أيام والتوبة من الدنوب وردّ المظالم ثمّ يخرج بهم فى اليوم الرابع فى ثياب بذلة وتضرع وخشوع ثم يصلى بهم ركعتين كركعتين العيد. ويخطب بعدها خطبتين كخطبته , سوى أنه يستغفر بدل النكبير فى العيدين

Shalat Istisqa

Shalat Istisqa ialah shalat meminta turunnya hujan dari Allah SWT.

Dan shalat Istisqa di sunnahkan ketika butuh kepada turunnya hujan, dan di sunnahkan bagi Imam sebelum melakukan shalat supaya memerintahkan kepada orang banyak dengan puasa selama tiga hari dan bertaubat dari dosa-dosa dan menolak kedzaliman , lalu setelah itu keluar bersama mereka (para jamaah shalat istisqa) pada hari ke empatnya dengan pakaian yang bersih/suci dengan sikaf rendah hati, dan penuh khusus, lalu shalat dengan mereka dua rakaat seperti dua rakaat shalat E’d, dan berkhotbah sesudahnya dengan dua khotbah seperti dua khotbahnya (E’d) , selain bahwasanya memohon ampun kepada Allah sebagai pengganti Takbir pada dua hari raya.

Keterangan.

Ada beberapa shalat yang  tujuan pelaksanaannya khusus untuk sesuatu keperluan seperti Dhuha untuk memohon rizeki, begitu pun shalat Istisqa, berbeda dengan shalat Dhuha Shalat Istisqa sebelum pelaksanaannya mempunyai beberapa persyaratan meskipun bukan wajib tapi sangat di anjurkan lantaran sesuatu yang di mohonkan bersifat ingin di segerakan disebabkan musim kemarau  panjang atau lamanya tidak turun hujan hingga mengakibatkan musim kering yang berkepanjangan.

Di anjurkan bagi Imam yang ditunjuk menjadi imam agar menyeru kepada semua jamaah agar banyak beramal shaleh, seperti puasa, berzakat, tidak saling mendzalimi, rendah hati memperbanyak Istighfar.
Adapun rakaatnya ada dua pelaksanaannya seperti shalat Ed lengkap dengan dua khotbahnya , lalu memperbanyak Istighfar sebagai ganti dari alunan Takbir.


Selasa, 22 November 2011

Diam

Kajian bulughul maram fi subulus salam

عن أنس رضى الله عنه : قال رسول الله صلى الله عليه وسلم :( الصمت حكمة وقليل فاعله )

Dari Anas RA, bersabda Rasulullah saw. (diam adalah suatu hikmah , akan tetapi sedikit yang melakukan) dikeluarkan oleh Imam Baihaqi dgn sanad yang daif , sebagian ulama mengatakan ini adalah perkataan Lukmanul hakim.
Hadits di atas terdapat dalam kitab syarah  subulus salam hal. 180

Saat kapan diam adalah suatu hikmah, dalam syarah bulughul maram tersebut dijelaskan yaitu, “telah mengetahui akan sesuatu dan tidak perlu bertanya, yang  bila bertanya termasuk dalam kategori sekedar basa basi.

Pepatah mengatakan “diam adalah Emas, maka bila diam adalah Emas ini berarti bicaranya seorang Mukmin adalah intan.

Namun demikian tidak selamanya diam adalah sesuatu hikmah, hal ini manakala terjadi bukan pada tempatnya, seperti diamnya seorang yang bila dia mau berbicara akan mampu merubah keadaan dari kondisi yang buruk kepada suasana yang baik, seperi tokoh masyarakat tokoh umat atau penguasa wilayah yang bila mereka bicara dengan wibawa dan kekuasaan yang dimilikinya mampu merubah atau memperbaiki moral masyarakatnya, seperti apa yang di inginkan oleh baginda yang mulia dalam sebuah haditsnya .

من راى منكرافاليغير بيده فان لم يستطع فبلسانه.

“siapa yang melihat kemungkaran  maka cegahlah dengan tangannya bila tidak mampu maka cegahlah dengan lisannya:

Sebagian ulama mengatakan “tangan dalam hadits tersebut bermakna kekuasaan, adapun lisan maknanya ialah tausiah atau wejangan  para ulama.

Maka diamnya mereka para penguasa dan ulama terhadap kondisi masyarakat yang rusak secara moral secara tidak langsung seperti menunjukkan setujunya terhadap kondisi lingkungan yang ada di wilayah kekuasaan atau wilayah dakwah mereka, seperti ungkapan dalam bahasa Arab ini.

السكوت على النعام

Artinya “diam berarti menunjukkan setujunya.

Dalam pendapat yang lain , diam di bolehkan manakala berbicara dapat melahirkan kemudharatan yang lebih besar.

Jadi menurut saya diam bukan cara yang  pertama dalam menghadapi sesuatu hal, tapi diam adalah cara kedua manakala sesuatu perkara sudah dikaji , akankah di diamkan atau diperbaiki dengan tindakan nyata melalui tangan penguasa atau lidah para ulama, inilah mungkin yang di maksud oleh Rasulullah.

من كان يؤمن بالله واليوم الآخر فليقل خيرا أو ليصمت

Artinya “siapa yang beriman kepada Alah dan hari akhir, hendaklah ia bicara yang baik atau bila tidak hendaklah dia diam.

Wallau a’lam.

Jumat, 20 Mei 2011

materi hafalan


Banyak materi yang bisa kita berikan kepada anak-anak usia ABG dalam kurikulum sebuah TPA atau TQA, pada usia mereka daya hafalnya cukup bagus,maka di antara pelajaran yang cukup tepat bagi mereka adalah menghafal, baik hafalan bacaan shalat maupun ayat-ayat pendek juga tak terkecuali doa-sehari-hari.

Masih teringat saat mengajar di TPA Bina Fitrah pusat di mana pengurus yayasan di samping mengadakan pengajian pada sore dan malam hari, juga diterapkan pengajian pada kelas remaja setelah Shalat Subuh, agak berat memang baik bagi para tenaga pengajar maupun para santri karena sebagian tenaga pengajar masih ada yang sekolah pagi, bahkan bekerja pagi, begitu pun para santri, untunglah pada saat itu belum diterapkan masuk sekolah jam 6.30.

Meskipun pesertanya hanya 40 % dari jumlah santri namun dilihat dari hasilnya cukup membuat puas para tenaga pengajar,. Dalam taklim subuh materi yang diberikan adalah terjemah lafdziah dan hafalan juz Amma, kalau tidak salah satu setengah tahun Juz Amma dapat ditamatkan walau hasilnya tidak merata bagi setiap santri karena kemampuan yang berbeda, namun secara umum lebih dari 70 % jus Amma dapat di hafal dgn baik,bahkan ditampilkan hasilnya pada orang tua santri dalam acara Imtihan (perpisahan sementara) menjelang bulan Ramadhan.

Waktu Subuh menurut sebuah pendapat yang didasarkan pada sebuah penelitian adalah waktu yang sangat baik untuk belajar karena masih kosongnya otak kita dari pengaruh pikiran yang bermacam-macam apalagi bagi seorang anak yang masih polos, maka !.. jangan sia-siakan waktu tersebut utk kita bina anak kita tentunya setelah selesai shalat Subuh tepat waktu, yang bila dimungkinkan dilakukan secara berjamaah,maka benarlah apa yang sering dikumandangkan Muadzin dalam Adzan Subuh..

Assalatu khairum minan naum.. (shalat lebih baik dari pada tidur)...

Rabu, 06 April 2011

nabimu Muhammad SAW.


نبيك محمد صلى الله عليه وسلم

Nabimu adalah nabi Muhammad SAW.

1.       Hai anak yang berahlaq !..sebagaimana wajib atasmu mengagungkan Raabmu yang maha suci dan maha tinggi, wajib juga atasmu mengangungkan nabimu Muhammad SAW. Dan penuhi hatimu dengan kecintaannya sehingga kecintaannmu lebih besar dari kecintaan kamu kepada ke dua orang tua bahkan dirimu sendiri. Karena beliaulah yang mengajarkan kita akan agama Islam dan karenanya kita mengenal yang menciptakan kita, dan kita juga dapat membedakan yang halal dan yang haram, karena bahwasanya Allah SWT. Sangat mencintainya, dan menjadikannya manusia yang utama, dan menjadikannya sebagai contoh bagi kita dalam akhlaq dan prilaku.
2.       Maka bila kamu mencintai nabimu SAW. Maka ikutilah dia pada jalannya dan beramallah dengan nasihat-nasehatnya supaya kamu dapat meraih cinta dan ridhaNya (Allah).

Keterangan.
Sudah selayaknya seorang anak diperkenalkan akan nabinya sejak dini, dengan banyak menceriterakan kisah-kisahnya yang nantinya akan menumbuhkan rasa cinta dan kekaguman bukan hanya itu saja kecintaan yang tulus di hati seorang anak yang masih murni kepada baginda nabi yang selanjutnya menjadikannya sebagai idola, dengan demikianlah bukan suatu hal yang sulit bagi orang tua untuk selanjutnya lagi mengarahkan sang anak untuk menjalankan apa yang menjadi tuntunan baginda rasul, yang sebetulknya kecintaan seorang anak atau kita kepada beliau juga merupakan kecintaan kepada Allah.
Katakanlah: "Jika kamu (benar-benar) mencintai Allah, ikutilah aku, niscaya Allah mengasihi dan mengampuni dosa-dosamu." Allah Maha Pengampun lagi Maha Penyayang.(QS 3;31)


Senin, 21 Maret 2011

Yang membatalkan wudhu.

نواقض الوضوء
Yang membatalkan wudhu.
Yang membatalkan wudhu ada lima hal

1. Keluar sesuatu dari dua lobang, seperti kencing dan buang air besar juga buang angin.

2. Tidur dia atas badan dalam kondisi lantai tidak rata , adapun tidur di tempat yang rata tidak membatalkan wudhu.

3. Hilang akal disebabkan mabuk atau sakit atau gila atau pingsan.

4. Menyentuhnya seorang laki-laki kepada wanita yang bukan mahramnya dengan tanpa penghalang, hal itu membatalkan bagi yang menyentuh dan yang disentuh, dan jika keadaannya ada penghalang maka tidaklah membatalkan ketika itu.

5. Menyentuh kemaluan anak adam dengan telapak tangan, dan itu membatalkan bagi yang menyentuh bukan yang disentuh.

Keterangan;

Batal maknanya sia-sia atau percuma, maka bila kita mengalaminya amal yang terkena batal tadi harus di ulang lantaran telah sia-sia atau percuma.

Dalam fikih-fikih klasik kita banyak menjumpai hal-hal yang membatalkan wudhu seperti pada kitab ini, apalagi kebanyakan rujukan kitab-kitab yang dipelajari di banyak pesantren adalah fikih yang mulia Imam syafi’e yang di klaim pendapatnya paling banyak dan paling cocok dengan kondisi umat Islam di Asia tak terkecuali di Indonesia.

Untuk poin pertama dan ketiga mayoritas ulama sependapat, namun poin ke dua mereka membuat pengecualian dan penjelasan yang lebih dapat dipahami secara mudah, yakni tidur di lantai yang rata tidak membatalkan lantaran manakala yang bersangkutan buang angin maka akan terdengar suaranya, dengan demikian ia akan bangun karena mendengar suaranya, hal ini tidak terjadi manakala tidur duduk di tempat yang tidak rata, yang pada gilirannya kita tidak sadar kalau pada saat tertidur keluar angin .

Menyentuh seorang lelaki kepada wanita yang bukan muhrim dalam hal ini Imam syafi’e lebih condong dalam menjaga akhlaq yakni lebih terpeliharanya ahklaq seorang lelaki manakala ia tidak sembarangan menyentuh wanita yang bukan muhrim, sebagaimana banyak terdapat dalam hadits nabi tentang larangan berjabat tangan dengan wanita, untuk seorang suami yg menyentuh istrinya asalkan tidak disertai dengan syahwat tidak membatalkan sebagaimana pernah dilakukan oleh Rasulullah yakni beliau mencium salah satu istrinya sebelum shalat lalu beliau shalat dengan tidak berwudhu lagi, juga terdapat kisah di mana saat nabi shalat malam sementara kaki Aisyah terjulur ke depan beliau maka setiap kali beliau sujud beliau menggeser kaki Aisyah, dan ini terjadi secara “Mubasyarah, yakni terjadinya persentuhan secara langsung kulit dengan kulit.

Menyentuh kemaluan baik yang sejenis maupun yang lain jenis selama itu bukan miliknya sendiri jelas hukumnya haram bila tidak ada keperluan secara syar,e lebih-lebih bila diikuti dengan syahwat. Mungkin di sinilah letak kebatalannya.

halaman sebelumnya klik di sini

Minggu, 13 Maret 2011

pel. Akhlaq .Anak yang taat

الولد المطيع


Anak yang taat

Hasan adalah anak yang taat , ia rajin shalat setiap hari, yaitu shalat yang lima pada waktu-waktunya (yang telah di tentukan)

Ia rajin hadir di sekolah, dan suka membaca al-Qur,an dan menelaah pelajaran di rumah, maka karena itulah ia disukai ayahnya dan ibunya, dan guru-gurunya dan semua orang.

Dan di antara kebiasaannya, apabila ia ingin tidur, maka ia mengingat Allah (atau berdzikir kepada Allah) dan bersukur atas penjagaannya sepanjang harinya, dari bahaya dan gangguan, lalu ia membaca , “bismikallahumma ahya wa amutu, (dengan nama-Mu ya Allah aku hidup dan mati), dan apabila ia bangun dari tidurnya, ia kembali bersyukur kepada Allah, atas nikmat tidurnya, dan mengucapkan “Alhamdulillahilladzi ahyana ba’da ma amatana wa ilaihin nusyur. (segala puji bagi Allah yang telah menghidupkan kami setelah mematikan kami dan kepada-Nya kami kembali).


Dan di antara kebiasaannya juga apabila ia akan makan ia mengucapkan pertama-tama “bismillahir rachmanirrahim, dan apabila selesai makan ia bersyukur atas nikmat makan itu, karena bahwasanya ia mengetahui, bahwa Allah lah yang memberikan untuknya makan , maka ia mengucapkan “ Alhamdulillahilladzi ath ‘amani hadat ta’ami, wa razaqanihi, min ghairi haulin minni wa la quwatin (segala puji bagi Allah yang telah memberi kami makanan ini, dan memberi kami rizeki tanpa daya dan kekuatan dari kami) .

Alangkah bahagianya anak yang taat ini, ridha kepadanya tuhannya, dan kelak akan dimasukkan ke dalam surga.

Keterangan;

Kisah di atas merupakan sesuatu contoh dari prilaku sehari-hari yang dilakukan oleh seorang anak yang bernama Hasan, yakni bagaimana ia membiasakan kegiatan rutin sehari-hari bernilai ibadah, di samping rajinnya melaksanakan ibadah wajib yakni shalat, bahkan justru apa yang dilakukan oleh anak ini merupakan hasil dari pelaksanaan shalat yang baik, yakni disiplin waktu dan dekatnya kepada Allah.

Menelaah pelajaran merupakan bahagian dari perintah Allah yang Allah janjikan dengan naiknya derajat orang yang beriman dan berilmu, sebab tidak layak seorang Mukmin menjadi orang yang malas dalam menuntut ilmu yang sudah Allah tetapkan kewajibannya.

Hai orang-orang yang beriman, apabila dikatakan kepadamu: "Berlapang-lapanglah dalam majelis", maka lapangkanlah, niscaya Allah akan memberi kelapangan untukmu. Dan apabila dikatakan: "Berdirilah kamu, maka berdirilah, niscaya Allah akan meninggikan orang-orang yang beriman di antaramu dan orang-orang yang diberi ilmu pengetahuan beberapa derajat. Dan Allah Maha Mengetahui apa yang kamu kerjakan.(QS 58;11)

Seoran anak yang baik juga selalu membiasakan berdo’a sebelum melakukan sesuatu baik ada awalnya sebagai wujud pengakuan atas pemberiannya maupun akhirnya sebagai wujud rasa terima kasih atas rezekinya.

Dan anak yang baik juga sadar mengakui akan kelemahannya di hadapan sang pencipta , maka hal itu ia wujudkan pula dengan senantiasa berdzikir menyebut nama-Nya, yakni nama Allah, dan ia berharap dengan hal itu ia bisa selalu dekat dengan Allah agar selalu mendapat ridha dan perlindungannya.

halaman sebelumnya klik di sini







Rabu, 09 Maret 2011

Sejarah Nabi


Wafatnya ibunya dan penyusuannya.
1.       Wafat ibunda nabi SAW dan dia berumur enam tahun , (saat) ibunya kembali dari Madinah.
2.       Dan sungguh (sebelumnya) ibunya pergi ke Madinah untuk berziarah ke makam ayahnya, dan turut bersamanya kakeknya Abdul Muthalib.
3.       Dan dia di makamkan di Abwa, yaitu sebuah desa antara Mekkah dan Madinah.
4.       Maka mengasuhnya Ummu Aiman, pembantu Ayahnya, yakni Abdullah.

تربيته ووفاة جده
Pendidikannya dan wafatnya kakeknya
1.       Yang Mengurus pendidikan nabi setelah wafat ibunya adalah kakeknya Abdul Muthalib, dan ia sangat menyayanginya lebih besar dari kasih sayangnya pada anak-anaknya yang lain.
2.       Dan tatkala sampai umur nabi SAW. Delapan tahun kakeknya meninggal setelah mengasuhnya selama dua tahun.
3.       Dan setelah wafat kakeknya, merawatnya pamannya Abu Thalib, padahal ia sangat fakir, tapi Allah meluaskan rezekinya.
4.       Dan keadaan nabi SAW. Sepanjang perawatan pamannya (Abu Thalib) merasa cukup dengan pemberian Allah, dan kemudahan dari Allah untuknya.

halaman sebelumnya klik disini

Kamis, 03 Maret 2011

Anak yang jujur


الولد الامين

Muhammad adalah seorang anak yang jujur, ia takut kepada Allah dan menjalankan semua perintahnya, dan pada suatu hari berkata kepadanya saudaranya Su’ad,. Hai saudaraku !,. sungguh ayah kita telah berangkat dari rumah, karena itu ayo kita buka lemari makanan, untuk kita makan apa yang ada di dalamnya, dari makanan yang lezat-lezat pasti ayah kita tidak akan melihatnya.

Maka menjawab Muhammad, sebenarnya wahai saudaraku ! benar ayah kita tidak akan melihat kita, tetapi apakah kamu tidak tahu ! bahwasanya Allah yang melihat kita ! karena itulah hati-hati dengan prilaku buruk ini, karena bahwasanya bila kamu mengambil sesuatu dengan tanpa ridha Ayah,maka sesungguhnya ayah Allah akan marah kepadamu, dan nanti akan mengazabmu, maka Su,ad menjadi takut, dan ia sadar akan kekeliruannya, lalu ia berkata, “benar kamu wahai saudaraku ! aku berterima kasih sekali kepadamu atas nasihat ini.

Keterangan :

Cerita singkat di atas menunjukkan betapa, sayangnya Muhammad kepada saudaranya,rasa sayang itu ditunjukkan bukan dengan membiarkan saudaranya menikmati apa yang di inginkannya dengan cara haram, yakni tanpa idzin pemiliknya walaupun itu orang tua mereka, namun dengan memberikan pengertian bahwa perbuatannya akan mengakibatkan adzab dari Allah dan rasa tidak senang dari orang tuanya, padahal kenikmatan yang di dapat dari makanan tersebut hanyalah sebatas tenggorokan saja lalu setelah nya menjadi kotoran.

Su’ad segera sadar akan kekeliruannya juga menunjukkan rasa hormat kepada saudaranya karena nasihat yang di sampaikan oleh saudaranya cukup mengena pada usia yang dini, karena bagi seorang anak akan mudah diberi pengertian dengan bahasa mereka, meski kesannya menakut-nakuti.




Rabu, 23 Februari 2011

fiqhul wadhi

سنن الوضؤء
 Sunnah-sunnah wudhu

Sunnah-sunnah wudhu itu ada dua belas.

1. Membaca “basmalah (bismilhirrahmanirrahim)

2. Mencuci telapak tangan sampai pergelangan tangan

3. Siwak (sikat gigi) dengan sikat atau dengan sesuatu yang kasar

4. Berkumur-kumur yakni memasukkan air ke mulut

5. Al-Istinsyak, yakni memasukan air ke hidung

6. Menyela-nyela jenggot yang tebal

7. Menyapu semua kepala

8. Menyapu dua telinga dengan air yang baru

9. Menyela-nyela jari-jari tangan dan kaki.

10. Mendahulukan yang kanan atas yang kiri

11. Meniga kalikan bersuci

12. Berurutan

Keterangan :

Sunnah-sunnah yang menjadi bagian dari pelaksanaan ibadah merupakan penyempurna, bagi yang fardhu, ini berarti ada yang kurang manakala kita mengabaikan yang sunnah, secara hukum fiqih sah manakala kita meninggalkan yang sunnah, namun nilainya kurang sempurna, bahkan boleh jadi cacat, lantaran pelengkapnya kita abaikan. Seperti penjelasan di bawah ini.

Membiasakan Membaca basmalah merupakan tradisi yang baik terlebih saat kita akan melakukan ibadah yang sifatnya formal, yakni wudhu yang menjadi syarat sahnya shalat.

Dalam mencuci tangan hendaklah kita memutar-mutar tangan agar punggung tangan tidak terlewatkan oleh kucuran air.

Siwak atau menggosok gigi, dahulunya menggunakan kayu arak, sejenis kayu yang kasar dan mempunyai zat tertentu untuk menjaga email gigi, adapun sekarang yang kita gunakan lebih simpel yakni pasta gigi, namun gosok gigi dengan pasta gigi sebaiknya hal ini dilakukan sebelum berwudhu, berbeda dengan kalau menggunakan kayu siwak. Lalu Buanglah air kumur itu ke samping kiri

Memasukkan air ke hidung, batasnya ialah sampai batang hidung, lalu di hembuskan kembali , dalam hal ini sebenarnya para ulama lebih memilih berkumur-kumur dan memasukkan air ke hidung menjadi satu paket, caranya ialah dengan menyatukan dua tangan membentuk cedukan lalu dekatkan ke arah mulut dan hidung, maka di situ kita bisa menghirup sekaligus kumur-kumur, dan manfaatnya dengan banyaknya air dalam cedukan tangan, maka menghirup air tidak menimbulkan rasa sakit atau perih ada ujung hidung.

Bila anda berjengot, sela-selalah jenggot anda, sampai anda yakin semuanya basah terkena air.

Menyapu semua kepala sudah diterangkan dalam bab fardhu wudhu atau klik di sini, dan sebagai tambahan bagi akhwat, manakala berwuhdu di tempat umum tidak harus melepas jilbabnya, yakni cukup dengan membasahi dua tangan lalu disapukan ke atas jilbab, sebagaimana biasa menyapu kepala.

Menyapu dua telinga, caranya ialah, memasukkan jari telunjuk ke telinga,lalu dijepit dengan ibu jari selanjutnya di putar ke arah atas, hal ini dapat dilakukan langsung bersamaan dengan saat kita menyapu kepala, atau dengan melanjutkan dengan mengambil air yang baru, lantaran menyapu kepala hanya satu kali, adapun mencuci telinga di sunnahkan tiga kali.

Menyela-nyela jari baik tangan maupun kaki ialah dengan dapat dilakukan dengan duduk atau berdiri intinya sela-sela jari kita dapat terbasahi oleh air, oleh karena itulah pada beberapa masjid terkadang ada tempat wudhu tertentu bagi orang yang hamil atau manula agar mereka daat menyela jarinya saat berwudhu.

Tayammun, (bukan Tayammum) yakni mendahulukan anggota wudhu yang kanan dari yang kiri serta menigakalikan dengan cara tiga kali yang kanan tiga kali yang kiri, bukan dengan cara satu kali kanan satu kali kiri, satu kali kanan, satu kali kiri sampai tercapai tiga kali.

Berurutan karena mengikuti yang fardhu.

bersambung
halaman sebelumnya klik di sini

Selasa, 22 Februari 2011

Aqidah diniyah hal. 6

Halaman 6


S Apakah makna Iman kepada kitab-kitab ?

J. makna Iman kepada kitab-kitab, yaitu kita yakin, bahwasanya Alah Subhanahu wata’ala menurunkan kitab-kitab atas rasul-rasulnya, alaihim assalatu wassalam.

S. Berapa kitab-kitab yang diturunkan ?

J. kitab-kitab yang diturunkan banyak, diantaranya Taurat, untuk sayyidi Musa, dan Injil untuk Sayyidi Isa, dan Zabur untuk Sayyidi Daud, dan la-Qur,an untuk junjungan kita nabi Muhammad SAW.

S. Apakah makna Iman kepada Rasul-rasul ?

J. makna Iman kepada Rasul-rasul, yaitu kita yakin, bahwasanya Alah Subhanahu wata’ala mengutus rasul-rasulnya kepada manusia untuk mengenakan kepada mereka yang baik dari yang buruk, dan yang bermanfaat serta yang membawa bahaya.

S.Berapakah rasul-rasul itu ?

J. rasul-rasul itu sangat banyak, yang aling mulia di antara mereka ada lima , mereka adalah , Nuh, Ibrahim, Musa, Isa dan Muhamad SAW.

S. Siapakah di antara para rasul itu yang lebih utama ?

J. Yang lebih utama ialah junjungan kita nabi Muhammad SAW.

Keterangan :

Mengimani kitab-kitab Allah merupakan bagian dari rukun Iman, namun selain al-Qur,an menurut Rasulullah kita hanya boleh mempercayai sebahagiannya, namun kita tidak boleh mendustai keseluruhannya, hal ini antaran kitab-kitab samawi tersebut sudah mengalami distorsi atau bercampur dengan karangan manusia.

Adapun al-Qur,an yang sesungguhnya telah menjadi pelengkap , telah mencukupi atau merupakan rangkuman yang lebih sempurna dari kitab-kitab samawi (langit) yang sebelumnya, karena sifat peruntukannya yang tidak hanya lokal melainkan sebagai petunjuk untuk seluruh manusia tanpa kecuali.

(Al Qur'an) ini adalah penerangan bagi seluruh manusia, dan petunjuk serta pelajaran bagi orang-orang yang bertakwa.(QS 3;138)

Selain itu Allah juga menjamin keaslian al-Qur,an sebagai pertanda al-Qur,an adalah mu’jizat yang masih bisa kita saksikan sebagaimana firman-Nya.

Sesungguhnya Kami-lah yang menurunkan Al Qur'an, dan sesungguhnya Kami benar-benar memeliharanya.(QS 15;9)

Di antara bukti-bukti mu’jizat al-Qur,an yang lain yakni sampai saat ini tidak ada yang dapat membat satu surat pun yang serupa dengannya, bahkan banyak penemuan-penemuan terkini yang sumbernya merupakan inspirasi dari al-Qur,an.

para rasul di utus dalam rangka menjadi contoh atau prototipe bagaimana beramal dengan kitab yang diturunkan oleh Allah, bahkan rasul diturunkan kepada setiap kaum dengan bahasa mereka, di samping itu keberadaan para rasul yang merupakan manusia biasa seperti kita tak membuka sedikit peluang pun untuk kita mencari alasan agar dapat menghindar ari ketentuan Allah. Coba bayangkan , andaikata Allah menurunkan rasul berupa malaikat, pasti akan ada alasan bagi manusia untuk menghindar dari perintah Allah, jadi yang membedakan kita dengan rasul ialah mereka mendapat wahyu adapun kita tidak, sebagaimana firman Allah.

Katakanlah: "Bahwasanya aku hanyalah seorang manusia seperti kamu, diwahyukan kepadaku bahwasanya Tuhan kamu adalah Tuhan Yang Maha Esa, maka tetaplah pada jalan yang lurus menuju kepada-Nya dan mohonlah ampun kepada-Nya. Dan kecelakaan yang besarlah bagi orang-orang yang mempersekutukan (Nya),(QS 41;6)

Dan di antara rasul-rasul itu ada kita kenal dengan “ulul Azmi Alah menganugerahkan bagi mereka para rasul itu dengan nilai kelebihan masing-masing yang menjadi pertanda dan kerasulan mereka, namun kita dilarang membeda-bedakan mereka, dengan meyakini bahwa yang satu lebih mulia dari yang lain, karena semua rasul mengalami ujian yang sangat berat dalam menjalankan misi kerasulannya .

Katakanlah: "Kami beriman kepada Allah dan kepada apa yang diturunkan kepada kami dan yang diturunkan kepada Ibrahim, Ismail, Ishak, Yakub, dan anak-anaknya, dan apa yang diberikan kepada Musa, `Isa dan para nabi dari Tuhan mereka. Kami tidak membeda-bedakan seorang pun di antara mereka dan hanya kepada-Nya-lah kami menyerahkan diri." (QS 3;84)

Adapun Rasulullah atau nabi Muhammad SAW. Menjadi penutup para nabi, beliau adalah pemimpin ara nabi karena kerasulannya adaah meneruskan misis rasul yang sebelumnya, yakni beliau tidak membawa syareat baru .

Bersambung.

halaman sebelumnya klik di sini

Akhlaq bagian ke 5



الله سبحانه وتعالى

Pelajaran ke lima

ALLAH YANG MAHA SUCI LAGI MAHA TINGGI

1 . hai anak yang mulia, (ketahuilah !) Allah Subhanahu wa Ta’la Dialah yang menciptakan engkau, dan membaguskan rupamu, dengan memberimu dua mata, yang kamu dapat melihat dengan keduanya segala sesuatu, dan dua telinga kamu dapat mendengar dengan keduanya suara-suara, dan satu lisan kamu dapat berbicara dengannya, dan dua tangan kamu dapat bekerja di dalam kesibukanmu, dan dua kaki kamu dapat berjalan di atas keduanya, dan akal kamu dapat mengetahui yang baik dari yang buruk, dan Dia memberi nikmat atas kamu dengan sehat (badan) dan afiat (jiwa), dan meletakkan kasih sayang di hati kedua orang tuamu, sehingga ia mendidikmu dengan pendidikan yang baik.

2. Maka (karena itulah) wajib atas kamu mengagungkan Rabbmu dan kamu mencintai-Nya , dan kamu bersyukur atas semua nikmat-Nya, dengan cara kamu menjalankan semua perintah-Nya dan menjauhi larangannya, dan kamu juga mengagungkan semua malaikat-Nya, dan rasul-rasul -Nya dan nabi-nabi- Nya , dan orang-orang yang shaleh di antara hamba-hamba-Nya, dan mecintai mereka karena bahwasanya Allah Ta’ala juga menyayangi mereka .

3. Apabila kamu mencintai Rabbmu , dan menjalankan semua perintah-Nya dan menjauhi larangannya, maka Dia akan menambah kepadamu dari nikmat-Nya, dan menjadikan kamu dicintai di antara manusia dan menjagamu dari segala gangguan, dan memberi kamu semua apa yang kamu inginkan, dari rezeki dan lainnya.


Keterangan :

Dalam sebuah istilah syar’e di katakan

اول كل شىء على المكلف معرفة الله

Awal setiap sesuatu atas seorang mukhallaf adalah mengenal Allah.

Mengenal Allah ? yah !. itulah yang utama-utama harus di ajarkan kepada seorang anak, hal ini telah Allah maklumkan dalam al-Qur,an pada kisah Luqman

Mengenal Allah harus sejak dini diperkenalkan bagi orang tua terhadap anak, sebelum mereka mengenal yang lainnya, responslah pertanyaan-pertanyaan mereka bila mereka bertanya tentang Allah, tentunya sesuaikan jawabannya dengan daya terima pikir mereka.

Nyatakan pada mereka, bahwa pada diri mereka, mereka dapat mengenal Allah , mengetahui akan adanya Allah, meski tidak nampak dalam penglihatan namun keberadaannya dapat kita rasakan, paling tidak dengan nikmat-Nya yang telah di anugerahkan-Nya kepada kita dalam bentuk kesempurnaan bila dibandingkan dengan ciptaan-Nya yang lain, baik dalam bentuk fisik maupun psikis, seperti yang Allah jelaskan dalam salah satu ayat-Nya.

Sesungguhnya Kami telah menciptakan manusia dalam bentuk yang sebaik-baiknya . (QS 95;4)

dengan nikmat-Nya yang tiada hingga itulah maka sudah seharusnya kita bersyukur baik syukur dalam bentuk kata seperti mengucap “Al- hamdulillah, maupun syukur dalam wujud yang semestinya , yakni mematuhi segala apa yang menjadi kehendak-Nya, karena bila kita telaah secara bijaksana dengan nalar dan fitrah kita, semua perintah Allah tidak ada yang menguntungkan Allah, namun sebaliknya merupakan wujud kasih sayang Allah kepada kita,karena kebaikan yang dilakukan oleh seorang hamba, Allah menjanjikan pahala bagi pelakunya, dan membawa mashlahat baik bagi dirinya maupun bagi orang lain, karena seorang Muslim yang taat, tentulah dia harus menjaga hubungan baik kepada Allah dan juga kepada sesama manusia, yang kita kenal dengan Hablum Minallah dan Hablun Minannas, maka bila ini dapat secara istiqamah di lakukan oleh seorang hamba, tentulah simpatik dari sesamanya dapat ia dapat dengan mudah.

Di antara cara mengagunkan Allah yang kita kenal adalah berdzikir, yakni ingat kepada Allah dalam bentuk mengucapkan nama-Nya secara berulang-ulang, namun hal ini tidak cukup untuk bisa di katakan seorang hamba di sebut taat manakala perbuatannya menyimpang jauh dari kehendak Zat yang ia sebut asma-Nya secara berulang-ulang, mengagungkan Allah yang sebenarnya ialah menaati Allah , hingga seluruh hidup kita baik gerak maupun kata tunduk patuh dengan ikhlas terhadap apa yang menjadi kehendak-Nya, tanpa ada pilihan dan tawaran..

bersambung
pelajaran sebelumnya klik di sini

Sabtu, 19 Februari 2011

Aqidah bagian 4

halaman 5


pelajaran 4

S. apakah makna Ia Hidup ?

J. makna hidup, ialah kita yakin bahwasanya Allah SWT. Hidup dan tidak mati

S. Apakah makna mendengar ?

J. Makna mendengar, ialah kita yakin bahwasanya Allah SWT. Maha mendengar segala sesuatu

S. Apakah makna melihat. ?

J. Makna melihat, ialah kita yakin bahwasanya Allah SWT. Maha Melihat segala sesuatu

S. Apakah makna berfirman. ?

J. Makna Berfirman : ialah kita yakin bahwasanya Allah SWT. Berfirman

S. apakah makna percaya kepada malaikat. ?

J. Makna percaya kepada Malaikat : ialah kita yakin bahwasanya Malaikat ada, selain itu mereka adalah hamba yang di muliakan, tidak bermaksiat kepada Allah, apa saja yang diperintahkan kepada mereka, dan mereka melaksanakan apa saja yang mereka diperintah

S. Berapa Jumlah Malaikat ?

J. Malaikat sangat banyak sekali, tidak ada yang mengetahui jumlah mereka, kecuali Allah SWT. (namun) di antara mereka ada yang wajib diketahui dengan nama-nama mereka.

S. Siapa mereka malaikat yang wajib diketahui dengan nama-nama mereka. ?

J. Malaikat yang wajib diketahui nama-nama mereka ialah,. Jibril, Mikail, Israfil, Izrail, Munkar, Nakir, Rakif, Atid, Malik ,Ridwan dan Malaikat yang memanggul Arasy.

Keterangan;

Siapa yang tak Kenal ayat Kursy , setelah kalimat Tauhid, maka selanjutnya ayat tersebut menjelaskan bahwa Allah Maha hidup; sebenarnya Allah tidak memerlukan hidup, karena hidup itu sendiri adalah milik Allah, kata hidup menjadi sifat bagi Allah agar kita mudah memahami, karena dengan hidup Allah dapat mengatur ciptaan-Nya.

Begitu pun mendengar, bukan berarti Allah butuh telinga, tapi dengan mendengar kita mudah memahami bahwa Allah, selalu mengetahui keadaan makhluk-Nya.

Maha melihat, bukan berarti Allah punya mata, karena Allah memang tidak sama dengan ciptaannya, kata mata di pakai sebagai sifat Allah, agar kita sekali lagi mudah memahami, bahwa Allah tak akan pernah seper berapa detik pun lalai dalam mengawasi makhluk-Nya.

Allah maha Berfirman,.. Melalui malaikat Allah menurunkan wahyu, yang menjadi petunjuk bagi sekalian makhluk-Nya, agar makhluk-Nya dapat mengatur kehidupannya sesuai dengan kehendak-Nya.

Adapun Malaikat, adalah makhluk Allah yang diciptakan dari cahaya, mereka tidak diberikan hawa Nafsu, karena itulah mereka selalu patuh, mereka tak punya kehendak kecuali kehendaknya adalah dalam rangka menaati perintah Allah, jumlah mereka tak terhitung banyaknya, padahal setiap manusia saja ada beberapa malaikat, yang kita ketahui seperti Rakif, Atid, qarin dan malaikat yang ada di sisi kita saat kita tidur, juga malaikat yang mengantarkan amalan kita dalam hitungan Senin dan Kamis, yang juga menjadi sebab di sunnahkannya kita berpuasa , agar di akhir catatan amal kita yang terakhir adalah, kita sedang berpuasa.


untuk halaman sebelumnya klik di sini

Jumat, 18 Februari 2011

Tajwid


Pelajaran pertama.

تجويد

Secara lughawi atau bahasa Tajwid berarti membaguskan, namun dalam istilah syar’e Tadwid berarti membaguskan bacaan al-Qur,an.
Bagus dalam membaca al-Qur,an meliputi 4 (empat) hal
       Tepat makhrajnya ,yakni saat mengeluarkan huruf sesuai dengan Qaidah ilmu Tajwid, karena bahasa Arab berbeda dengan bahasa Indonesia, salah dalam Mahkraj maka sangat berpengaruh dalam makna.

2.       Tepat  dalam hal Mad (panjang) dan Qasar (pendek), baik itu satu Alif, dua atau tiga, salah dalam hal ini juga sangat mempengaruhi dalam makna.

3.       Tepat : di mana harus berhenti, dan dari mana harus memulai kembali, kapan saat berhenti, boleh berhenti, dilarang berhenti,boleh memilih, sebaiknya berhenti dan wajib berhenti
4.       Termasuk membaguskan bacaan al-Qur,an juga dalam melantumkan bacaannya, Rasulullah pernah memuji salah seorang sahabat karena sangat indah dan mengesankan saat membaca al-Qur,an , bahkan beliau mendoakan agar orang tersebut mendapat suara seindah seruling nabi Daud AS. Dalam hal ini Rasulullah pernah bersabda’

من لم يتغن بالقرآن فليس منى

Artinya : siapa yang tidak suka membaguskan bacaan al-Qur,an maka bukan golonganku.

Hukum belajar Tajwid adalah fardhu kifayah , (yakni bila di suatu tempat tidak ada yang bisa maka semuanya berdosa, namun bila ada satu saja yang bisa maka kewajiban yang lain menjadi gugur), namun menjadi fardhu a’en (kewajiban setiap orang)manakala seseorang akan belajar al-Qur,an. Dan belajar al-Qur,an hukumnya adalah wajib bagi setiap Muslim baik laki atau perempuan. Kesimpulannya belajar Tajwid hukumnya adalah Wajib !

Dalam hal ini Allah berfirman.

Dan bacalah Al Qur'an itu dengan perlahan-lahan.(QS 73;4)

Ayat di atas berkonotasi perintah atau Amar, dalam Qaidah usul di katakan.

الأصل فى لأمر للوجوب

Artinya “ pokok dalam perintah menunjukkan kewajiban

Adapun pada ayat yang lain Allah menyuruh agar kita jangan tergesa-gesa dalam membaca al-Qur,an, yakni hati-hati agar tidak cacat dalam tajwidnya.
Janganlah kamu gerakkan lidahmu untuk (membaca) Al Qur'an karena hendak cepat-cepat (menguasai) nya. (QS 75 ;16)

Ayat di atas adalah larangan agar kita tidak tergesa-gesa dalam membaca al-Qur,an karena ingin cepat menamatkannya, atau menghafalnya.

Dalam pengajian kami, hampir tiap malam diadakan praktek pemahaman Tajwid per lafadz, yang meliputi panjang pendek, waqaf, wasal, jaiz dll.

Sebab setinggi dan sepintar apapun seseorang pemahamannya dalam masalah agama, seperti Aqidah, Fiqih, tata bahasa, hadits atau juga tafsir namun bila kacau dalam membaca al-Qur,an maka kesan pertamanya saat akan menyampaikan dakwahnya, akan membuat ragu jamaahnya, karena ketidakberesan pada bacaan Qur,annya. Boleh jadi sang jamaah akan berguman “ ah baca Quran saja engak beres bagaimana mau ceramah, yang disampaikan masalah a-Qur,an baca saja tidak becus . maka jangan salahkan jamaah,karena pada awalnya kita sudah ehilangan daya tarik.

Bersambug.....

Kamis, 17 Februari 2011

fiqhul wadhi bag. 4

Fiqhul wadhi bagian ke 4.


فروض الوضوء

Fardhu-fardhu wudhu

Fardhu-fardhu wudhu ada enam

1. Niat, maka kamu niatkan di hatimu dengan mengangkat hadats atau niat fardhu wudhu karena Allah ta’ala.

2. Mencuci muka yang panjangnya dari tempat tumbuhnya rambut kepala (kening)sampai dengan apa yang di bawah tempat tumbuhnya jenggot, adapun lebarnya dari telinga (depan telinga) kanan sampai dengan telinga kiri.

3. Mencuci dua tangan sampai ke sikut

4. Menyapu sebagian rambut dari yang di kulitnya atau rambutnya yang di batasnya.

5. Mencuci dua kaki sampai mata kaki

6. Tertib sebagaimana yang kami sebutkan.

Keterangan :

Fardhu wudhu yang disampaikan di atas sudah tersebut dalam surat Al-maidha ayat 6

Hai orang-orang yang beriman, apabila kamu hendak mengerjakan shalat, Maka basuhlah mukamu dan tanganmu sampai dengan siku, dan sapulah kepalamu dan (basuh) kakimu sampai dengan kedua mata kaki, dan jika kamu junub Maka mandilah, dan jika kamu sakit[403] atau dalam perjalanan atau kembali dari tempat buang air (kakus) atau menyentuh[404] perempuan, lalu kamu tidak memperoleh air, Maka bertayammumlah dengan tanah yang baik (bersih); sapulah mukamu dan tanganmu dengan tanah itu. Allah tidak hendak menyulitkan kamu, tetapi Dia hendak membersihkan kamu dan menyempurnakan nikmat-Nya bagimu, supaya kamu bersyukur.

Fardhu :sebenarnya lebih dari wajib,. Karena fardhu pelaksanaannya harus berurutan, adapun wajib asalkan terlaksana walaupun acak tetap boleh atau tetap sah, beda dengan yang fardhu bila acak atau terbalik maka tidak sah.

Niat; dalam sebuah kitab (maaf !.saya ingat Arabnya tapi lupa nama kitabnya ) ta’rifnya.

اعتقاد القلب لاءبتدأ العوامل

Artinya : i’tikad hati untuk memulai sesuatu perbuatan,

oleh karena itulah para Ulama berbeda pendapat tentang masalah niat ini, apakah mesti di lafadzkan atau cukup dalam hati, namun mereka sepakat bahwa niat hukumnya adalah wajib, sebagaimana sabda Rasulullah.

انمالأعمال بالنيات, وانما لكل امرء مانوى

Artinya : sesungguhnya amal itu tergantung kepada niatnya, dan sesungguhnya bagi setiap orang tergantung kepada niatnya.

Mencuci muka : mencuci muka sebagaimana yang disebutkan di atas yakni, secara memutar dimulai dari kening ke arah telinga kiri lalu turun sampai ke dagu naik ke arah telinga kanan dan kembali ke tempat asal yakni kening . adapun banyaknya cukup satu kali.

Menyapu rambut : dalam hal ini banyak terjadi perbedaan penafsiran, ulama syafiiyah berpendapat yang di maksud adalah sebagian rambut, dengan asumsi برؤسكم , bermakna “sebagian rambut,namun mayoritas ulama yang lain seperti yang terdapat kalimat di atas bermakna menyapu kepala, bukan semua rambut, seperti yang terdapat dalam syarah bulughul maram (Ibanatul ahkam) dalam bab wudhu para ulama menyimpulkan berdasar keterangan dari beberapa hadits shaheh yaitu ada tiga cara,

1. Menggunakan dua tangan dimulai dari tengkuk terus dijalankan setelah sampai ke ubun-ubun lalu dikembalikan lagi ke tempat semula yaitu ke tengkuk.

2. Dari tengah kepala (belakang ubun-ubun) di tarik ke belakang lalu dikembalikan ke depan

3. Dari kening di tarik ke belakang sampai tangan kita menyentuh sikut,lalu dikembalikan lagi ke depan .

Yang ketiga inilah yang dipilih mayoritas Ulama. Adapun banyaknya cukup satu kali sapuan.

Mencuci dua tangan sampai ke sikut : dalam hal ini juga bayak terjadi kesalahan yang banyak saya lihat saat wudhu di masjid dengan menggunakan kran, yakni yang terjadi malah kebalikannya yaitu dari sikut turun ke tangan, padahal ini adalah fardhu. Adapun banyaknya tiga kali –tiga kali, perlu diketahui juga yang dimaksud tiga kali ialah tiga kali kanan, tiga kali kiri bukan satu kali kanan, satu kali kiri, satu kali kanan - satu kali kiri sampai tiga kali. Bukan itu yang di maksud.

Mencuci dua kaki sampai mata kaki ; perlu pembaca ketahui juga, saat mencuci kaki terkadang kita kurang meneliti bagian tumit, padahal banyak terjadi manakala air dikucurkan baik dengan gayung maupun kran di atas kaki, tumit tidak terkena air solusinya agar terhindar dari hal itu ialah mencucinya dengan sedikit memutar-mutar kaki kita saat di cuci dan lihatlah dengan teliti apakan tumit sudah terkena air atau belum . terjadi kasus semacam ini pada masa Rasulullah, maka beliau menyuruh orang tersebut untuk menulangi lagi wudhunya, dan shalat lagi, karena jelas , bila wudhu tidak sah maka shalat juga tidak sah.

Tertib : maksudnya berurutan pelaksanaannya dari awal sebagaimana yang tersebut dalam urutan fardhu, hal ini memang menjadi ciri khas fardhu. Beda dengan wajib.
adapun bagian ke tiga klik di sini

Wallahu a’lam.

Senin, 14 Februari 2011

Ahklakul lil banin 4

Sebelumnya pelajaran bagian ke tiga klik di sini
 
Pelajaran ke 4

يجيب أن يتأذب الولد من صغره

Wajib berakhlak  seorang anak dari sejak kecilnya
Achmad seorang anak kecil, akan tetapi (walau kecil) dia berakhlak, karena itulah ia dicintai  oleh ayahnya, dan dia juga suka bertanya tentang segala sesuatu yang dia tidak pahami.

Dan pada suatu hari dia bertamasya bersama ayahnya pada sebuah Taman , lalui melihat sebatang pohon bunga yang bagus akan tetapi bengkok, maka Achmad bertanya, alangkah indahnya pohon ini , akan tetapi kenapa ia bengkok wahai ayah, maka ayahnya menjawab, karena sesungguhnya pemilik kebun ini tidak serius (berusaha) untuk meluruskannya, dari sejak kecilnya, maka jadilah ia bengkok, maka Achmad berkata, alangkah baiknya jika kita tegakan sekarang, maka tertawalah ayahnya, tidak mungkin itu wahai anakku, karena sudah besar dan batangnya sudah keras,.

Nah !.. begitu juga halnya seorang anak, yang tidak beradab dari sejak kecilnya,maka tidak mungkin dia beradab juga pada masa tuanya.

Keterangan:

Jangan pernah bagi orang tua mengacuhkan pertanyaan seorang anak, karena bertanya merupakan bentuk kritis dan rasa ke ingin tahuan seorang anak yang tentu akan menambah wawasannya, dan juga merangsang daya imajinasi otaknya, dan juga seringnya bertanya seorang anak (dalam ukuran yang wajar) merupakan hal yang positif, oleh karena itulah orang tua harus memperluas wawasannya dengan mengetahui berbagi hal.

Mengajak anak jalan-jalan merupakan bentuk refresing yang tidak harus e tempat yang formal dan berbayar, cukuplah kita selaku orang tua mencari tempat yang biasa menghilangkan rasa jenuh mereka dengan aktivitas yang monoton, buatlah anak agar terbiasa bertanya jangan sampai mereka pasif terhadap sesuatu yang seharusnya pada usia mereka mereka harus ketahui.
        
Dunia akan adalah dunia bermain, yang dikenal dengan istilah BCM (bermain, cerita dan menyanyi), dari ketiga hal itulah semestinya kita bisa memberikan sesuatu yang bersifat edukatif (memberi pelajaran) seperti yang dilakukan oleh ayah Achmad pada cerita di atas), ita bisa memberikan tausiah atau memasukkan sebuah pelajaran dari pertanyaan atau pengalaman yang mereka sampaikan kepada kita, jangan pernah meremehkan pernyataan seorang anak, karena hal itu akan membuat mereka kecewa dan boleh jadi kekecewaan mereka akan mebekas dalam bentuk merasa kapok untuk bertanya lagi, padahal dari bertanya itulah ilmu pengetahuan banyak mereka dapatkan.

Membentuk akhlak atau prilaku yang mulia bagi seorang anak tentulah memang harus sedini mungkin, seperti apa yang dilakukan oleh Lukman yang Allah abadikan kisahnya dalam al-Qur,an, beliau sudah menanamkan tauhid atau Aqidah yang lurus dari sejak kecilnya.

Meskipun tidak ada kata atau istilah terlambat dalam mendidik anak namun akan lebih mudah kita mengendalikan manakala sejak kecilnya sudah kita tarbiyah , baik dengan pendidikan akhlak maupun Aqidah tentunya yang sesuai dengan dunia mereka, arena itulah dibutuhkan reatifitas orang tua dalam mendidik mereka sesuai dengan dunia mereka dan kapan mereka hidup.

Ingat !.. mereka hidup pada masa kini bukan masa lalu, artinya pendidikan yang harus kita berikan kepada mereka baik teknis maupun  kontennya (isinya)tentunya berbeda dengan sewaktu kita kecil dahulu.

Dan ingat !.. mereka tidak hidup sekarang tapi akan hidup pada masa yang akan datang, artinya persiapan untuk masa depan mereka harus benar-benar orang tua persiapkan sesuai dengan tantangan yang akan mereka hadapi pada masa yang akan datang.

Dalam sebuah haditsnya Rasulullah bersabda.

خطوبهم بقدر عقولهم

(meteri yang disampaikan harus sesuai dengan kadar akal mereka)

Bersambung.


Minggu, 13 Februari 2011

Sejarah 3

Sejarah bagian ke 3


ولادته ورضاعته

Kelahiran dan pengasuhannya

1. Dilahirkan Rasulullah SAW. Di Mekkah pada hari senin dua belas rabiul awal pada tahun gajah.

2. Dan dilahirkan tahun kelahirannya dengan tahun gajah karena bahwasanya raja Habsah mengutus mengutus pada tahun kelahirannya tentara ke Mekah, untuk menghancurkan Ka’bah, dan ada padanya (pasukan tersebut) gajah yang besar, maka Allah menghancurkan pasukan itu sebagai wujud penghormatan kepada Ka’bah, karena memuliakan kelahiran nabi Muhammad SAW.

3. Dan mengasuhnya setelah ibunya Tsuaibatul as lamiyah, pembantu pamannya Abu Lahab, lalu halimatusy sya’diyah sampai umurnya empat tahun.


Keterangan : sebagaimana banyak kita ketahui bahwa beliau lahir pada hari senin 12 Rabiul Awwal pada tahun Gajah, nah !.perlu juga kita ketahui pada masa Rasulullah dilahirkan bangsa Arab dalam menetapkan tahun mereka berpatokan pada peristiwa-peristiwa besar pada masa itu, sedangan masalah bulannya mereka sudah mengenal lebih dahulu, bangsa Arab dalam menghitung waktu mereka menggunakan metode peredaran bulan atau yang kita kenal dengan Qomariah maka bulannya disebut bulan Qomariah, Umat Islam atau bangsa Arab memulai menggunakan tahun setelah masa pemerintahan Sayyidina Ali dengan mengambil permulaan tahun saat ketika Rasulullah Hijrah dari Mekkah ke Madinah dan tahunnya di sebut dengan Hijriyah.

Ada beberapa pendapat mengenai hari lahir Muhammad ada yang mengatakan siang ada yang mengatakan malam, namun semua sepakat (yang diperkuat dengan sebuah Hadits) bahwa beliau lahir pada hari Senin, dan mayoritas ulama berpendapat beliau lahir pada bulan Rabiul awal dengan sebuah peristiwa besar yang melatar belakanginya yaitu tahun Gajah atau pada tahun 570 Masehi sebagian ahli mengatakan pada bulan agustus, pada waktu itu raja Habsah merasa iri terhadap Ka’bah yang selalu ramai tiap tahunnya dikunjungi pada Musafir , Raja Habsah berusaha mengalihkan para peziarah agar pergi ke negerinya dengan membuat bangunan yang super megah, namun usahanya sia-sia maka sebagi bentuk kekesalannya beliau mengirim pasukan bergajah yang rencananya untuk menghancurkan Ka’bah, namun ternyata Gajah- gajah yang di banggakan tak pernah mau menjalankan tugasnya hingga Allah menghancurkan pasukan tersebut. Dalam hal ini beberap ahli tafsir berbeda pendapat tentang bagaimana Allah menghancurkan pasukan bergajah, sebagian berpendapat dengan mengirim rombongan burung dari neraka yang melempari pasukan bergajah, ada lagi yang mengatakan batu yang di lempar membawa bibit penyakit ganas yang cepat menular hingga semua pasukan tidak ada yang selamat berikut raja Abrahah.

Sebagaimana tradisi bangsa Arab mereka terbiasa menyerahkan anak-anak mereka pada suku pedalaman untuk di susui dan baru pulang setelah umur 8 atau sepuluh tahun. Adapun di hari ke tujuh pada hari kelahirannya kakeknya Abdul Mutalib menyembelihkan unta untuk Muhammad dengan mengundang masyarakat dan pembesar Quraisy, mereka sempat bertanya kenapa diberi nama Muhammad, karena pada waktu itu nama itu tidak Lazim digunakan, yang lazim digunakan pada masa itu adalah nama dari nenek moyang mereka.

bagian ke dua klik di sini

Jumat, 11 Februari 2011

fiqhul wadhi 3

الوضؤ

Wudhu


Hai anakku !.. sungguh kamu pasti telah mengenal kaifiyah atau tata cara berwudu dan semua amalan-amalannya, dan sekarang kita ingin untuk mengetahui , bahwa amalan-amalan itu ada sebahagiannya yang fardhu . Maka tidak wudu jika meninggalkannya dan ini dinamakan rukun-rukun atau yang wajib dan sebahagiannya ada yang bukan fardhu , Maka sah wudu bila meninggalkannya , akan tetapi balasan atau pahala yang kita dapat dari Allah amat sedikit dan ini dinamakan Sunnah atau anjuran.

Kesimpulannya

Fardhu = Rukun = Wajib

Sunnah = anjuran

Sebelumnya  bagian ke tiga klik di sini

Keterangan :

Berwudhu merupakan bahagian dari bersuci adapun hukumnya adalah wajib manakala akan melaksanakan shalat, atau dalam arti kata /Istilah yang lain adalah syarat shahnya shalat, dalam tata cara wudu sebagaimana disebutkan di atas ada yang fardu atau wajib ada juga yang sunnah atau berupa anjuran, namun dalam hukum fiqih manakala yang fardu dan yang sunnah saling berselang-seling maka hukumnya menjadi sunnat muakkadah atau mendekati wajib, maka dengan demikian meninggalkan yang sunnah dalam berwudu bukan hanya mengurangi pahala namun juga wudhu menjadi tidak sempurna.

Rabu, 09 Februari 2011

Aqidah 3

Baca dahulu bagian sebelumnya, klik di sini
S. Apakah maha Esa itu ?


J. Makna Esa ialah kita yakin bahwasanya Allah SWT, Maha Esa tidak ada sekutu baginya.

S. Apakah makna yang Berkuasa

J. makna yang berkuasa ; ialah kita yakin bahwasanya Allah SWT, berkuasa atas segala sesuatu.

S. Apakah makna berkehendak ?

J. Makna berkehendak : ialah kita yakin bahwasanya Allah SWT, melakukan yang Ia kehendaki.

S. apakah makna yang Mengetahui

J. Makkna yang Mengetahui : ialah kita yakin bahwasanya Allah SWT, mengetahui segala sesuatu.

Keterangan :

Allah itu tunggal, andai saja Allah itu dua maka tentu akan berbeda cara mengatur alam ini, apalagi kalau sampai tiga seperti doktrin trinitas dalam Kristen, atau agama-agama yang paling banyak memiliki tuhan tentunya setiap tuhan akan mempunyai konsep sendiri dalam mengatur alam ini apalagi mengatur makhluk-Nya.,. bagaimana pendapat anda jika sebuah bahtera berlayar dengan dua nakhoda, dan satunya bukan cadangan melainkan ingin sama-sama mengemudi, maka yang terjadi kemunginan besar kapal akan tenggelam., apalagi dalam bertuhan.

Allah berfirman: "Janganlah kamu menyembah dua tuhan; sesungguhnya Dia-lah Tuhan Yang Maha Esa, maka hendaklah kepada-Ku saja kamu takut".(QS 16;51)

Dalam ayat yang lain Allah juga mengingatkan sebagai tanda belas asih-Nya kepada kita sebagai hamba-Nya.

Sekiranya ada di langit dan di bumi tuhan-tuhan selain Allah, tentulah keduanya itu telah rusak binasa. Maka Maha Suci Allah yang mempunyai `Arsy daripada apa yang mereka sifatkan.(QS 21;22).

Selanjutnya,Allah Maha Kuasa, kekuasaan-Nya tanpa batas “ Unlimitid tak ada yang dapat membatasi kekuasaan-Nya, Dia di atas segalanya.

Allah mempunyai kehendak yang berkaitan dengan takdir hamba-Nya baik itu baik maupun buruk, namun kehendaknya sebenarnya selalu baik untuk kita hanya saja terkadang kita tidak sabar menunggu hikmah di balik sesuatu yang Allah timpakan kepada kita, padahal bila kita bersabar hal itu mengundang datangnya pahala, bahkan boleh jadi musibah yang Allah takdirkan kepada kita menjadi penghapus dosa kita, karena kata Rasulullah ada dosa yang tidak bisa hilang hanya dengan istighfar , namun bisa hapus manakala hamba itu sabar dalam menghadapi musibah. dan bila Ia berkehendak tak ada yang dapat menghalanginya.

Sesungguhnya keadaan-Nya apabila Dia menghendaki sesuatu hanyalah berkata kepadanya: "Jadilah!" Maka terjadilah ia. (QS 36;82)

Allah maha mengetahui : pengetahuan Allah bila dibandingkan dengan pengetahuan kita ibarat jari yang dicelupkan pada lautan lalu kita angkat, nah yang membasahi jari kita itulah pengetahuan kita, adapun yang di laut adalah ilmu Allah.

Dan pada sisi Allah-lah kunci-kunci semua yang gaib; tak ada yang mengetahuinya kecuali Dia sendiri, dan Dia mengetahui apa yang di daratan dan di lautan, dan tiada sehelai daun pun yang gugur melainkan Dia mengetahuinya (pula), dan tidak jatuh sebutir biji pun dalam kegelapan bumi dan tidak sesuatu yang basah atau yang kering, melainkan tertulis dalam kitab yang nyata (Lohmahfuz).(QS 6;59)

Seekor semut hitam yang berjalan di atas batu hitam di waktu gelap malam gulita Allah Maha Tahu, yang dzahir dan yang tersembunyi Dia maha tahu, dan yang terdetik dalam hati terlintas dalam pikiran Dia juga Maha Tahu.

sesungguhnya Tuhanmu benar-benar mengawasi.(QS 89;14)

wallahu a’lam (bersambung)

Selasa, 08 Februari 2011

Ahlaqul lil banin 3

الولد الاديب
pelajaran bagian ke dua klik disini

Anak yang tidak sopan

1. Anak yang tidak sopan: tidak berakhlak kepada kedua orang tuanya dan guru-gurunya, dan tidak menghormati yang lebih dewasa darinya, dan tidak sayang kepada yang lebih kecil darinya, dan suka berdusta bila bicara, dan mengangkat suaranya bila tertawa, dan suka mencela, dan bicaranya tidak sopan, dan suka bertengkar serta mengejek, suka sombong atasnya, dan tidak merasa malu untuk berbuat yang buruk, dan tidak suka mendengar nasihat.


Keterangan :

Tidak sopannya seorang anak adalah menunjukkan betapa tidak berpendidikan nya anak itu, sebab tidak mungkin bila seorang anak terdidik dengan akhlak yang baik, akan melakukan hal-hal yang buruk seperti di ceritakan di atas, atau mungkin pendidikan akhlak yang didapat anak itu tidak dipakai untuk bersosialisasi dengan sesamanya.

Sifat-sifat buruk yang di ceritakan di atas , adalah kelakuan yang sangat fatal mengingat semua yang disebutkan di atas adalah orang yang punya jasa kepada kita, baik itu orang tua, guru, orang yang lebih tua, adapun tidak sayangnya terhadap yang lebih kecil sebetulnya menunjukkan kekasaran prilakunya .

Seorang anak yang berakhlak sebisa mungkin pasti akan menjaga lisannya untuk tidak berbohong, karena biasanya seorang yang pernah berbohong sekali pasti akan terpancing untuk bohong selanjutnya, hal itu merasa perlu ia lakukan untuk menutupi kebohongan pertama. Pada awalnya merasa berdosa namun bila berketerusan berbohong ia akan menganggap bohong itu hal biasa, padahal ini salah satu ciri orang Munafiq.

Diantara menjaga lisan adalah tidak merendahkan orang lain baik dalam bentuk menghina mengejek, mengumpat ataupun memaki, karena itu bukan merupakan sifat seorang anak yang berakhlak tapi juga ciri bukan seorang mukmin seperti dalam hadits nabi.

“ bukan orang beriman yang suka berkata keji, melaknat dan suka memaki , begitulah kurang lebih yang ,mulia nabi kita memberikan nasihat. Ingat !.. lisan atau lidah adalah bagian dari tubuh kita yang tidak bertulang , tapi yang dikeluarkannya mampu menembus hati dan jantung seseorang, baik yang menyejukkan maupun yang menyakitkan, benarlah apa yang disampaikan Rasulullah dalam haditsnya yang lain

سلامة الانسان لحفظ اللسان

Manusia akan selamat bila bisa menjaga lisannya.

Karena siapa yang paling banyak bicaranya , maka paling banyak salahnya, dan siapa yang paling banyak salahnya, maka paling banyak dosanya, dan orang yang paling banyak dosanya maka masuk neraka lebih utama baginya.

Adapun seseorang yang tidak lagi merasa malu untuk berbuat yang jelek maka boleh jadi itu menunjukkan tipisnya keimanannya, adapun sombong adalah dosa makhluk Allah yang pertama dan merupakan prilaku Iblis, maka wajar bila dalam sebuah hadits kudsi Allah berfirman.

لا يدخل الجنة من كان فى قلبه درة من الكبر

Tidak akan masuk Syurga orang yang ada di dalam hatinya sifat sombong meskipun (hanya) sebesar biji Sawi. “naudzu billah.

Dan diantara akibat sombong ialah enggan menerima nasehat, ia merasa tidak perlu mendengar tausia karena ia menganggap dirinya sudah pintar.