Kak Andy

Sabtu, 30 Mei 2009

PEMBAWA SIAL


(Jika terjadi kesialan, maka pada rumah, pada istri dan kendaraan HR Bukhari Muslim)

Penjelasan kalimat

(IN) Harfu syarthin menjazemkan pada fiil, disebut juga harf zaman / penunjuk masa

(KANA) fiil syarat namun tak dapat dijazemkan karena fiil madhi (KANA adalah fiil dengan karakter khusus) maka hukum jazemnya dalam perkiraan saja,

(ASSYU’MU) Isim dari KANA dan rafa’nya jelas dengan Dhommah sebagai Isim MUFRAD, adapun kalimat SYU’MU adalam Masdar/akar kata dari fiil madhi SYAAMA.

(FA) sebagai jawab dari IN

(FID DARI) jar majrur dengan kasrah sebagai Mufrad, dan dalam urutan kalam, sebagai Khabar dari KANA , yang berupa khabar Ghairu Mufrad, maka hukum Nasabnya hanya dalam kira kiranya.

(WAL MAR ATI –WAL FARASI) adalam athaf dari FID DARI dengan kedudukan antonim sebagai Maktuf ‘alaihi. Adapun lafad . AD-DARUN—AL MAR ATU dan AL-FARASU dapat digolongkan sebagai Isim Jumud, yakni tidak berasal dari tasyrifan.

URAIAN HADITS (dinukil dari kitab Muhktarul hadits)

Matan atau isi hadits tersebut di atas bukan berarti bermakna tahayyul , karena dilihat dari perawinya (Bukhari Muslim), rasanya kita kenal 2 orang syek hadits ini. Maka tentunya tergantung bagaimana kita memaknai hadits tersebut.

RUMAH SIAL, secara logika ini masuk di akal bila sistem atau rancang bangun rumah kita tidak sebagaimana mestinya yang dianjurkan para arsitek yang profesional , yang tidak hanya menitik beratkan pada keindahan eksterior ,interior dan kokohnya sebuah bangunan serta tata letak tiap ruangan, tapi juga pada sirkulasi udara dan sinar matahari yang cukup agar penghuninya merasa nyaman dan sehat. Adapun dalam kaca mata agama sebuah rumah yang didalamnya tidak teralun bacaan ayat suci al-Qur,an dari lisan penghuninya (bukan televisi atau vcd dan radio) apalagi tak pernah ditegakkan shalat di dalamnya, tentunya akan menjadi rumah yang nyaman setan berkembang biak. Nah tentunya kita tahu dalam hal ini, setan yang terbuat dari api akan membuat suasana rumah sumpek walau luas, hawa panas, dan selanjutnya penghuninya cenderung mudah tersinggung dan emosional, pernahkan anda terjebak macet di terik matahari bagaimana tingkat emosional anda ?

PASANGAN SIAL . dalam sebuah buku disebutkan untuk membentuk anak yang shaleh bukan ketika anak itu telah lahir, tapi jauh ketika mencari calon ibunya, dan kesalahan kita dalam memaknai sebuah cinta. Kesialan terjadi manakala arti cinta , yaitu yang saling melengkapi , saling memahami dan menyatukan 2 sifat yang berbeda dengan saling pengertian, sudah diabaikan dan masing masing mulai mempertahankan egonya.

KENDARAAN SIAL. Pernahkah anda ketika sedang sakit, atau sedang santai lalu lewat sebuah kendaraan dengan suara bising , bahkan knalpot berasap tebal anda hendak marah tapi kendaraan tersebut sudah jauh berlalu, ketidak berdayaan anda adalah indikasi, bahwai anda ada pada posisi teraniaya, lalu tidak mustahil keluar sumpah serapah, kutukan dan caki maki, bagaimana kalu yang teraniaya teramat banyak , atau paling tidak banyak yang merasa terganggu dengan hal tersebut, lalu keluarlah kata-kata kutukan, yang diaminkan oleh Allah. Atau memang kendaraan itu sendiri yang tak layak pakai, dari kondisi body dan mesin yang sudah harus masuk bengkel atau malah harus sudah ditimbang saja di tukang besi tua.

Dalam surat at-thaghabun 64 ayat 11 Allah berfirman.

Tidak ada sesuatu musibah pun yang menimpa seseorang kecuali dengan izin Allah; Dan barang siapa yang beriman kepada Allah, niscaya Dia akan memberi petunjuk kepada hatinya. Dan Allah Maha Mengetahui segala sesuatu.

Namun ayat tersebut tidak menafikan adalah hukum kausalita atau sebab akibat, bukankah sebab akibat juga merupakan sunnatullah, saat anda melepaskan batu dari tangan anda beberapa centi diatas tanah diatas kaki anda, jangan sekali kali anda mengatakan “kalau Allah tidak mengijinkan ,batu ini tidak akan jatuh kekaki saya melainkan akan melayang dan jatuh ditempat jauh. Karena secara Sunnatullah batu itu dengan gaya beratnya akan jatuh lurus karena gravitasi bumi di bawah kaki anda. (wallahu a’lam bissawab)

Selasa, 26 Mei 2009

PRAKTEK NAHWU/SHARRAF



pada pelajaran kali ini pengajian mengambil sebuah hadits yang menjadi bahan praktek dari sebuah hadits yang terdapat pada kitab Musttalahul hadits dengan artinya kurang lebih "

(sesungguhnya diantara dosa-dosa ada dosa yang tidak dapat dihapus dengan shalat, tidak juga puasa, tidak juga haji dan tidak juga umrah, namun yang bisa menghapusnya ialah kesulitan dalam mencari penghidupan)


untuk posting kali ini tdk dibahas mengenai mofradhot kalimahnya, baik dari segi nahwu maupun sharafnya (karena telah dijelaskan secara rinci dalam taklim pelajaran tersebut), namun akan sedikit kita bahas mengenai maksud hadits tersebut secara ringkas, "

dalam hadits diatas Allah menjelaskan kepada kita ada beberapa alternatif yang bisa dijadikan sebagai cafer/penutup dari dosa kita , yaitu shalat, puasa, haji dan umrah, namun adakalanya pelaksanaan ibadah tadi kurang begitu dijiwai pelaksanaannya atau dalam istilah lain tidak fokus, atau khusu, maka Allah menjadikan alternatif lain sebagai penghapus dosa kita, yaitu" dengan sulitnya mencari nafkah untuk menutupi keperluan hidupnya, tentunya dengan catatan pencarian nafkah tadi dilakukan secara halal.

Dalam hadits yang lain dikatakan satu dirham yang kamu nafkahkan kepada keluargamu, maka Allah akan menghitungnya sebagai infaq, bahkan orang yang meninggal karena suatu hal dalam rangka mencari rizki yang halal Allah golongkan sebagai orang yang mati syahid, tentunya walau tidak setinggi derajat syahid orang yang gugur dalam perang demi membela agama Islam. (wallahu a'lam bissawab)

Kamis, 07 Mei 2009

SHALAT LIMA WAKTU



Dalam mengertian syar'e " shalat ialah ucapan/doa dan gerakan yang dimulai dengan
Takbir dan diakhiri dengan salam.

Namun shalat tidak bermakna sesederhana itu, karena shalat adalah bagian yang vital dalam pelaksanaan ajaran Islam
bahkan menjadi sendi utama dalam amal, dan merupakan barometer amal yang lain, bila tidak maka pelaksanaan shalat
tak lebih dari sekedar gugur kewajiban.


Sebagaimana telah kita fahami bersama "shalat ialah bagian dari rukun Islam, bila kita sedikit kritis memahami kata

RUKUN (berarti wajib, mesti, harus) dan sesuatu yang bernama rukun berarti sistimatika pelaksanaannya
haruslah berurutan seperti rukun wudhu, rukun shalat, "maka pahamlah kita bahwa shalat sebagaimana yang rasulullah
terangkan dalam rukun Islam sebagai tiang dalam sebuah bangunan rumah , yang dimulai dengan pondasi Syahadat

sebagai aqidah, shalat sebagai tiang, puasa sebagai dinding, zakat sebagai fentilasi dan haji sebagai atap.

Dalam sebuah ayat Allah jelaskan diantara manfaat shalat, "yaitu dapat mencegah dari keji dan munkar , keji mermakna
perkataan dan munkar bermakna perbuatan, dua hal itulah yang mesi ditutupi dengan pelajaran shalat yang dimulai dengan
takbir yang bermakna mengagungkan Allah dalam bentuk baiknya tingkah laku kita, sebagai implementasi hamba yang tunduk
pasrah (yg disimbolkan dgn mengangkat 2 tangan) dan diakhiri dengan salam kekanan dan kekiri merupakan anjuran tersirat "bahwa
kita harus mampu menebarkan kesejahteraan, keselamatan bagi sesama.. (bersambung)


UNTAIAN KATA MUTIARA.


1.,Jika anda konsisiten denga visi dakwah anda,
ratusan bahkan mungkin ribuan tahun yang akan datang visi dakwah anda akan tecapai
, anda tinggal menikmatinya di kehidupan kelak.
2.Modal yang diperlukan untuk mencapai sesuatukemajuan adalah :
. keberanian
. pengetahuan
. sedangkan kekuatan untuk mempertahankannya, adalh kejujuran dan kometmen
. lalu inovasi dan kesabaran (Maimunah

SEJARAH ISLAM DI INDONESIA



Pada tahun 30 Hijri atau 651 Masehi, hanya berselang sekitar 20 tahun dari wafatnya Rasulullah SAW, Khalifah Utsman ibn Affan RA mengirim delegasi ke Cina untuk memperkenalkan Daulah Islam yang belum lama berdiri. Dalam perjalanan yang memakan waktu empat tahun ini, para utusan Utsman ternyata sempat singgah di Kepulauan Nusantara. Beberapa tahun kemudian, tepatnya tahun 674 M, Dinasti Umayyah telah mendirikan pangkalan dagang di pantai barat Sumatera. Inilah perkenalan pertama penduduk Indonesia dengan Islam. Sejak itu para pelaut dan pedagang Muslim terus berdatangan, abad demi abad. Mereka membeli hasil bumi dari negeri nan hijau ini sambil berdakwah.
Lambat laun penduduk pribumi mulai memeluk Islam meskipun belum secara besar-besaran. Aceh, daerah paling barat dari Kepulauan Nusantara, adalah yang pertama sekali menerima agama Islam. Bahkan di Acehlah kerajaan Islam pertama di Indonesia berdiri, yakni Pasai. Berita dari Marcopolo menyebutkan bahwa pada saat persinggahannya di Pasai tahun 692 H / 1292 M, telah banyak orang Arab yang menyebarkan Islam. Begitu pula berita dari Ibnu Battuthah, pengembara Muslim dari Maghribi., yang ketika singgah di Aceh tahun 746 H / 1345 M menuliskan bahwa di Aceh telah tersebar mazhab Syafi'i. Adapun peninggalan tertua dari kaum Muslimin yang ditemukan di Indonesia terdapat di Gresik, Jawa Timur. Berupa komplek makam Islam, yang salah satu diantaranya adalah makam seorang Muslimah bernama Fathimah binti Maimun. Pada makamnya tertulis angka tahun 475 H / 1082 M, yaitu pada jaman Kerajaan Singasari. Diperkirakan makam-makam ini bukan dari penduduk asli, melainkan makam para pedagang Arab.
Sampai dengan abad ke-8 H / 14 M, belum ada pengislaman penduduk pribumi Nusantara secara besar-besaran. Baru pada abad ke-9 H / 14 M, penduduk pribumi memeluk Islam secara massal. Para pakar sejarah berpendapat bahwa masuk Islamnya penduduk Nusantara secara besar-besaran pada abad tersebut disebabkan saat itu kaum Muslimin sudah memiliki kekuatan politik yang berarti. Yaitu ditandai dengan berdirinya beberapa kerajaan bercorak Islam seperti Kerajaan Aceh Darussalam, Malaka, Demak, Cirebon, serta Ternate. Para penguasa kerajaan-kerajaan ini berdarah campuran, keturunan raja-raja pribumi pra Islam dan para pendatang Arab. Pesatnya Islamisasi pada abad ke-14 dan 15 M antara lain juga disebabkan oleh surutnya kekuatan dan pengaruh kerajaan-kerajaan Hindu / Budha di Nusantara seperti Majapahit, Sriwijaya dan Sunda. Thomas Arnold dalam The Preaching of Islam mengatakan bahwa kedatangan Islam bukanlah sebagai penakluk seperti halnya bangsa Portugis dan Spanyol. Islam datang ke Asia Tenggara dengan jalan damai, tidak dengan pedang, tidak dengan merebut kekuasaan politik. Islam masuk ke Nusantara dengan cara yang benar-benar menunjukkannya sebagai rahmatan lil'alamin.
Dengan masuk Islamnya penduduk pribumi Nusantara dan terbentuknya pemerintahan-pemerintahan Islam di berbagai daerah kepulauan ini, perdagangan dengan kaum Muslimin dari pusat dunia Islam menjadi semakin erat. Orang Arab yang bermigrasi ke Nusantara juga semakin banyak. Yang terbesar diantaranya adalah berasal dari Hadramaut, Yaman. Dalam Tarikh Hadramaut, migrasi ini bahkan dikatakan sebagai yang terbesar sepanjang sejarah Hadramaut. Namun setelah bangsa-bangsa Eropa Nasrani berdatangan dan dengan rakusnya menguasai daerah-demi daerah di Nusantara, hubungan dengan pusat dunia Islam seakan terputus. Terutama di abad ke 17 dan 18 Masehi. Penyebabnya, selain karena kaum Muslimin Nusantara disibukkan oleh perlawanan menentang penjajahan, juga karena berbagai peraturan yang diciptakan oleh kaum kolonialis. Setiap kali para penjajah - terutama Belanda - menundukkan kerajaan Islam di Nusantara, mereka pasti menyodorkan perjanjian yang isinya melarang kerajaan tersebut berhubungan dagang dengan dunia luar kecuali melalui mereka. Maka terputuslah hubungan ummat Islam Nusantara dengan ummat Islam dari bangsa-bangsa lain yang telah terjalin beratus-ratus tahun. Keinginan kaum kolonialis untuk menjauhkan ummat Islam Nusantara dengan akarnya, juga terlihat dari kebijakan mereka yang mempersulit pembauran antara orang Arab dengan pribumi.
Semenjak awal datangnya bangsa Eropa pada akhir abad ke-15 Masehi ke kepulauan subur makmur ini, memang sudah terlihat sifat rakus mereka untuk menguasai. Apalagi mereka mendapati kenyataan bahwa penduduk kepulauan ini telah memeluk Islam, agama seteru mereka, sehingga semangat Perang Salib pun selalu dibawa-bawa setiap kali mereka menundukkan suatu daerah. Dalam memerangi Islam mereka bekerja sama dengan kerajaan-kerajaan pribumi yang masih menganut Hindu / Budha. Satu contoh, untuk memutuskan jalur pelayaran kaum Muslimin, maka setelah menguasai Malaka pada tahun 1511, Portugis menjalin kerjasama dengan Kerajaan Sunda Pajajaran untuk membangun sebuah pangkalan di Sunda Kelapa. Namun maksud Portugis ini gagal total setelah pasukan gabungan Islam dari sepanjang pesisir utara Pulau Jawa bahu membahu menggempur mereka pada tahun 1527 M. Pertempuran besar yang bersejarah ini dipimpin oleh seorang putra Aceh berdarah Arab Gujarat, yaitu Fadhilah Khan Al-Pasai, yang lebih terkenal dengan gelarnya, Fathahillah. Sebelum menjadi orang penting di tiga kerajaan Islam Jawa, yakni Demak, Cirebon dan Banten, Fathahillah sempat berguru di Makkah. Bahkan ikut mempertahankan Makkah dari serbuan Turki Utsmani.
Kedatangan kaum kolonialis di satu sisi telah membangkitkan semangat jihad kaum muslimin Nusantara, namun di sisi lain membuat pendalaman akidah Islam tidak merata. Hanya kalangan pesantren (madrasah) saja yang mendalami keislaman, itupun biasanya terbatas pada mazhab Syafi'i. Sedangkan pada kaum Muslimin kebanyakan, terjadi percampuran akidah dengan tradisi pra Islam. Kalangan priyayi yang dekat dengan Belanda malah sudah terjangkiti gaya hidup Eropa. Kondisi seperti ini setidaknya masih terjadi hingga sekarang. Terlepas dari hal ini, ulama-ulama Nusantara adalah orang-orang yang gigih menentang penjajahan. Meskipun banyak diantara mereka yang berasal dari kalangan tarekat, namun justru kalangan tarekat inilah yang sering bangkit melawan penjajah. Dan meski pada akhirnya setiap perlawanan ini berhasil ditumpas dengan taktik licik, namun sejarah telah mencatat jutaan syuhada Nusantara yang gugur pada berbagai pertempuran melawan Belanda. Sejak perlawanan kerajaan-kerajaan Islam di abad 16 dan 17 seperti Malaka (Malaysia), Sulu (Filipina), Pasai, Banten, Sunda Kelapa, Makassar, Ternate, hingga perlawanan para ulama di abad 18 seperti Perang Cirebon (Bagus rangin), Perang Jawa (Diponegoro), Perang Padri (Imam Bonjol), dan Perang Aceh (Teuku Umar).