Kak Andy

Sabtu, 15 Juni 2013

Memahami suatu hadits secara adil.



Al-jannatu tahta dzilalis-shuyufi (surga di bawah naungan pedang al-hadits/ Bab sabar/ruyadush shalihin)

Ketika kita membaca hadits di atas , pasti kesan yang timbul ialah , Islam agama yang mengajarkan kekerasan, maka tidak heran  bila hadits ini menjadi senjata para orientalis untuk melecehkan agama kita.

Lalu dhaifkah hadits tersebut ?, dari segi rawi hadits tersebut diriwayatkan oleh 2 syeh ahli hadits yakni, Bukhari & Muslim, dari segi matan maupun sanad, hadits tersebut tidak diragukan seshahehannya.

Lalu di manakah letak kesalahannya, ?

letaknya ialah kepada cara kita memahaminya, yakni “tidak adil, jelasnya ke tidak- adilan kita dalam memahami sebuah hadits, sehingga membuahkan interpretasi  yang salah.
Lalu apa solusinya ?

Pahamilah sebuah hadits secara utuh. tidak salah belajar hadis hanya dari buku terjemah, namun saat kita sudah menjadikan suatu hadits sebagai materi atau bagian dari materi dakwah, maka mutlak keutuhan hadits tersebut wajib kita ketahui.

Tidak harus mengerti bahasa Arab, atau mampu membaca huruf gundul, apalagi sekarang sudah banyak kitab-kitab syarah hadits yang diterjemahkan ke dalam bahasa Indonesia, yang diperlukan hanya ke arifan kita untuk belajar lebih giat, setidaknya kita mengetahui Asbabul wurud suatu hadits.

Sebagai contoh adalah hadits di atas yang lengkapnya ialah “

Dari Abu Ibrahim, yaitu Abdullah bin Abu Aufa radhiallahu 'anhuma bahwa Rasulullah صلی الله عليه وسلم pada suatu hari di waktu beliau itu bertemu dengan musuh, beliau menantikan sehingga matahari condong - hendak terbenam - beliau lalu berdiri di muka orang banyak kemudian bersabda:

"Hai sekalian manusia, janganlah engkau semua mengharap-harapkan bertemu musuh dan mohonlah kepada Allah akan keselamatan. Tetapi jikalau engkau semua menemui musuh itu, maka bersabarlah. Ketahuilah olehmu semua bahwasanya syurga itu ada di bawah naungan pedang."
Selanjutnya Nabi صلی الله عليه وسلم bersabda:
"Ya Allah yang menurunkan kitab, yang menjalankan awan,
Yang menghancur-leburkan gabungan pasukan musuh. Hancur leburkanlah mereka itu dan berilah kita semua kemenangan atas mereka." (Muttafaq 'alaih)


Dengan mamahami suatu hadits secara utuh (tidak sepotong-sepotong) akan jelas maksud yang sesungguhnya.