Dan
di antara kebiasaan yang merugikan juga ialah : berlebih-lebihan dan boros,
contohnya ketika orang tua memberikan kepada anaknya uang, ia membeli sesuatu yang tidak berguna lagi dibutuhkan
dengan kebutuhan yang sangat, hingga terpaksa ia menghutang dari sahabatnya
apabila ia butuh sesuatu , dan terbiasa berhutang sejak kecil.
Adapun
anak yang berakal, maka sesungguhnya ia suka menabung dan rendah hati, hingga
tidak perlu berhutang , maka ia akan hidup berduka cita dan bahagia.
Keterangan
:
Bagian
ini adalah bagian pelajaran pada halaman terakhir pada kitab “AKHLAQUL LIL
BANIN BAB 1, halaman 31.
Visitor
sekalian , .. hindari atau jauhi hal hal yang merugikan baik bagi orang lain
maupun kepada kita sendiri, di antara contohnya ialah berlebih-lebihan, karena
apa saja kalau berlebihan menjadi tidak baik, juga sikap boros menghambur-hamburkan uang untuk sesuatu yang tidak perlu, apalagi uang yang kita pakai
bukan jerih payah kita sendiri melainkan masih pemberian orang tua.
Sedapat
mungkin hindari membeli sesuatu yang tidak kita perlukan atau kita tidak mampu
membelinya sehingga memaksakan diri dengan berutang ingat.. konsep dalam
membeli sesuatu ialah “Butuh dan Mampu, artinya kita butuh tapi tidak mampu,
sebenarnya kita tidak butuh barang tersebut , kebutuhan yang kita rasakan boleh
jadi hanya sekedar rekayasa dari perasaan kita , atau hawa nafsu kita karena
melihat orang lain yang sama setara status sosialnya mempunyai barang tersebut,
selanjutnya , mampu tapi kita tidak membutuhkan, lalu jika seperti itu untuk
apa kita membelinya, bukankah itu merupakan sesuatu pemborosan ?
Seorang
yang cerdas, tentu akan berpandangan jauh ke depan, yakni berusaha mengumpulkan
investasi untuk masa depannya, bisa berupa ilmu bisa juga berupa finansial ,
sebagai jaminan untuk masa depannya.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar
Terima kasih atas kunjungan anda