Ada dua perkara
yang kedua tidak di sukai oleh anak Adam, pertama adalah Kematian padahal Kematian
adalah lebih baik daripada fitnah, kedua sedikit harta, padahal sedikit harta
sedikit pula hisabnya ( Mukhtarul hadits)
Sudah menjadi hal
yang sifatnya manusiawi yang melekat pada diri anak Adam, di antaranya ialah “Takut
mati, Kematian adalah sesuatu yang pasti , hanya saja setiap kita berbeda
menyikapinya, namun secara umum ketakutan itu pasti ada.
Pertama orang
beriman , menyikapi Kematian selain sesuatu yang pasti, Kematian adalah pintu
untuk memasuki ladang amalnya yang ia taman selama hidup, adapun ketakutan yang
menghantuinya adalah rasa kwartir, kalau kalau amalnya tidak mendapat ridha
dari Allah, sehingga ketika ia datang hendak memanen tak ada yang tumbuh dari
perbuatan baiknya yang ia anggap sudah banyak ketika di tanam di alam dunia, ia
kwartir ada tercampur ria dan sum,ah, ia
kwartir dalam harta halalnya ada terselip harta haram, maka karena hal itulah
ia selalu bersikap hati-hati dalam hidup, ketakutan itulah yang membuat dirinya
terpelihara dari banyak berbuat maksiat.
Kedua : pelaku maksiat
juga takut terhadap Kematian, namun sayangnya akibat banyak dan seringnya
berbuat maksiat pelaku nya merasa rilek, enjoy tanpa ada beban dan perasaan
bersalah saat melakukan maksiat, karena dosa itu berkarat di hatinya hingga
hati nurani yang berfungsi sebagi kontrol spiritualnya , telah tertutup oleh
banyaknya kerak dosa, sehingga tak mampu memantulkan cahayanya .kesadaran akan Kematian
baru muncul di ujung usianya saat semua yang bisa ia lakukan hanyalah sekedar
sisa, sisa usia, sisa energi, sisa waktu, bahkan sisa harta, tak banyak yang
bisa di perbuatnya pada akhirnya Kematian yang pasti bagi siapa saja menjadi
hal yang sangat menakutkan, karena di akhir hidupnya merasa di kejar-kejar
dosa.
Selanjutnya :
sifat manusia yang lain ialah mengeluh dengan harta yang sedikit, dengan
kekurangan atau kemiskinan yang mengungkung hidupnya, ketakutan itu berupa,
takut tidak bisa memberikan kesejahteraan yang layak bagi keluarganya, takut
bergaul karena merasa rendah diri dalam status sosialnya, takut dilecehkan dan
ketakutan lainnya, namun dibalik kekurangan dan sedikitnya harta sebenarnya ada
hikmah , yang perlu ia renungkan, bukankah banyak orang terjatuh dalam berbagai
jenis prilaku maksiat karena mereka banyak harta, sehingga dapat memenuhi
segala keinginan atau kecenderungan hawa nafsunya. Dan setidaknya harta yang
sedikit sedikit pula pertanyaan akherat kelak, karena dalam hal harta Allah
bertanya tentang harta itu dengan dua hal.
Pertama, dari
mana kamu dapatkan, dan kedua ke mana kamu
keluarkan.
Karena berbagai
macam cara mendapatkan dan mengeluarkan.
Pertama, didapat
dari jalan yang halal keluar ke jalan yang halal
Kedua di dapat
dari jalan yang haram keluar ke jalan yang halal
Ketiga . di dapat
dari jalan yang halal keluar ke jalan yang haram
Ke empat di dapat
dari jalan yang haram keluar ke jalan yang haram
Naudzu billah min
dzalik..
Tidak ada komentar:
Posting Komentar
Terima kasih atas kunjungan anda