Kak Andy

Selasa, 16 April 2013

binalah diri kita sejak dini


4. Bila anak itu telah dewasa dan terbiasa dengan prilaku yang rusak, maka sulit sekali mendidik dan memperbaikinya, dan apalagi mengembalikan kepada asalnya (di ulang lagi) seperti ungkapan syair.

Berakhlaq sungguh bermanfaat sejak kecilnya

Dan tidak bermanfaat bila sudah masa tuanya.

Sungguh sebatang pohon bila telah tebal bila ingin meluruskannya

Dan tidak mungkin dapat engkau membentuknya bila telah keras.

Keterangan :

Ada sebuah ungkapan “bisa karena terbiasa, seorang anak , contohnya anak perempuan , bila sejak kecil sang anak dibiasakan dengan pakaian mini dan ketat, maka tak ada lagi rasa canggung memakai pakaian model tersebut ketika dewasanya, kebiasaan atau pembiasaan tersebut yang menjadi penyebab sang perempuan merasa biasa , enjoy atau rileks mengenakan pakaian yang menurut adat ketimuran apalagi sebagai Muslimah tersebut adalah tidak sopan.

Pengkondisian yang begitu lama telah membentuk karakter seorang anak menjadi sedemikian rupa bahkan mendarah daging dan menjadi hal yang biasa, hingga mendidik untuk di sadarkan dikembalikan kepada fitrahnya menjadi sebagai Muslimah begitu sulit, walau bukan tidak mungkin.

Seorang yang sudah dewasa pun bila terbiasa dengan hal hal yang buruk yang pada awal mulanya canggung lama kelamaan akan terbiasa dan adaptasi dengan kebiasaan buruknya, itulah yang menjadi salah satu ciri dari tanggalnya keimanan dari hati seseorang, yakni melakukan dosa tanpa rasa bersalah, karena dosa dosa itu telah berkerak dan mengkarat dalam hatinya. Seorang sahabat pernah bertanya kepada baginda nabi yang mulia.

ما هو الاثم ؟ قال : الاثم ما حاك فى نفسك و كرهت أن يطّلع الناس (الحديث)

Apakah dosa itu ? Rasulullah SAW. Menjawab “ dosa adalah yang menggelisahkan hatimu dan kamu tidak mau dilihat orang (al-hadits)

Itulah karakter dosa yang ada di hati atau dilakukan oleh orang beriman yakni menimbulkan rasa malu, canggung dan ganjalan saat dilakukan, namun berbahagialah bila rasa itu masih ada , karena hal itu pertanda masih adanya keimanan dalam hati kita, yang celaka manakala perbuatan dosa yang dilakukan seseorang namun tak ada lagi perasaan berdosa dan bersalah, rasa sensitivitas keimanan kita sudah kumpul, hal ini terjadi lantaran permukaan hati kita yang ibarat cermin sudah ditebali oleh noda noda dari dosa dosa yang telah lekat dan lengket berkarat, di permukaan nya.

Yuk !... binalah diri kita sejak dini, dan tak ada kata terlambat untuk kembali menata diri sesuai kehendak Allah demi menggapai ridhaNya,



Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Terima kasih atas kunjungan anda