Kak Andy

Minggu, 07 April 2013

Akhlaq dan pandangan manusia


Dan sesungguhnya manusia kepada indahnya raut wajahmu,dan bagusnya pakaianmu, dan akan tetapi mereka melihat/menilai  kepada akhlaqmu, sebagaimana ungkapan syair.

jangan pandang seseorang kepada pakaiannya
jika kamu ingin mengenal , maka perhatikan kelakuannya
karena cendana jika kamu tidak mencium baunya
maka tidak dapat dibedakan mana gaharu mana kayu bakar.

Demikianlah ilmu ,tidak akan bermanfaat bila diikuti akhlaq yang buruk dan ilmu yang buruk dibenci orang banyak,lebih dibenci dari orang bodoh,maka wajib atasmu memperhatikan pendidikan  akhlaqmu, sebagaimana memperhatikan, menuntut ilmu  dan pengetahuan.

dalam pelajaran akhlaq di atas dijelaskan tentang betapa bernilai dan perlunya berakhlaq yang mulia,karena akhlaq bagaikan kemasan dan aksesoris yang merupakan pancaran dari hati bagi setiap orang.
karena manusia bila dinilai bukan dari penampakan bentuk, baik badan yang seksi, atletis, wajah menawan hingga memikat setiap yang memandang,juga bukan dinilai dari baju, sebagai kiasan dari strata atau kedudukan sosial di mata masyarakat, berpangkat atau berharta, atau berkedudukan , namun manusia akan dinilai dari bagusnya dia bertingkah laku, santunnya dalam bertutur kata dan sopannya dalam menampilkan sikapnya di depan manusia.

begitulah sebuah syair Arab membuat sebuah perumpamaan, bagaimana cara menilai seseorang dengan penilaian yang sangat bijak,yakni bukan berpijak penilaiannya kepada sisi akhlaq atau moral.

Bahkan betapa pun tingginya ilmu kita, bila tidak di ikuti dengan budi pekerti yang agung, maka ilmu yang kita miliki tidak akan banyak memberi manfaat, karena orang lain merasa tidak perlu atau enggan mencari atau mengambil manfaat dari ilmu yang dimiliki oleh seseorang yang berakhlaq buruk.
Alangkah mulia dan indahnya orang berilmu bila di ikuti oleh prilaku yang agung, yakni bukan hanya pandai menyuruh dan membuat sebuah retorika serta segudang wacana m namun dia menjadi pelaksana utamanya, memberi contoh dengan aksi bukan hanya dengan kata-kata.

Orang berilmu yang berakhlaq tidak muluk muluk dalam mempresentasikan sesuatu wacana namun ,mengedepankan sesuatu yang realistik mudah dan ada kepastian dengan contoh yang mudah dan dekat di tiru,pandangannya sangat transedental/ jauh ke depan mementingkan banyak orang, serta menjaga nama baiknya, dalam wujud kwatir mengecewakan orang banyak.
wallahu aklam.


Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Terima kasih atas kunjungan anda