Kak Andy

Sabtu, 01 Desember 2012

Saat Qur,an di abaikan


124. Dan Barang siapa berpaling dari peringatan-Ku, Maka Sesungguhnya baginya penghidupan yang sempit, dan Kami akan menghimpunkannya pada hari kiamat dalam Keadaan buta".
125. Berkatalah ia: "Ya Tuhanku, mengapa Engkau menghimpunkan aku dalam Keadaan buta, Padahal aku dahulunya adalah seorang yang melihat?"
126. Allah berfirman: "Demikianlah, telah datang kepadamu ayat-ayat Kami, Maka kamu melupakannya, dan begitu (pula) pada hari ini kamu pun dilupakan".(QS 20;124 s/d 126)

Ayat di atas merupakan kronologhi dari sebuah hukum sebab akibat atau kausalita, di mana saat kita mengacuhkan , mengabaikan sesuatu yang sebenarnya menjadi kebutuhan kita selaku manusia, yakni sebuah konsep kehidupan yang di tata sedemikian rupa oleh sang pencipta manusia, yang tentu sebagi pencipta Dia Maha paling tahu akan segala kebutuhan manusia dari sejak bangun tidurnya hingga tidur kembali, bahkan tidur itu sendiri yang disebut al-Qur,an, dibahasakan dalam ayat ini dengan kalimat “DZIKRI artinya “peringantan-Ku, Allah menyebutkan sebagi peringatan yang berakar dari kata “Ingat, karena manusia sering lupa , abai dengan fitrahnya, dan sebagi wujud kasih Allah kepada penciptanya Ia turunkan al-Qur,an sebagai “Pengingat.

Dan saat ketika kita mengabaikan peringatan Allah , maka bersiaplah dengan penghidupan yang sempit, boleh jadi rizekinya sukar di dapat, namun yang lebih dekat kepada pengertian sempit yakni hatinya yang buta dari al-Qur,an membuat manusia tak mempunya tongkat penuntun dalam menata kehidupannya, yang ia fahami dalam Islam sangat terbatas , sangat sempit yakni hanya berkisar pada ibadah ritual, tanpa hakikat da makna . ia menganggap selain ibadah ritual tak ada hubungannya dengan agama, bahkan dengan Allah.

Hingga tibalah masa Kiamat baik Sughra maupun Qubra, adapun Kiamat Sughra saat mana seorang Mukmin tak lagi didengar doanya, tak lagi di dengar tausiah dan bimbingannya oleh anak cucunya, lalu ia seakan protes kepada Allah, ya Allah kenapa semua ini bukankah aku dulu juga pernah ibadah , tidak menutup mata terhadap kebajikan meski terbatas, mengapa saat aku tua adanya aku seperti tidak adanya,.

Itulah keluhan dari seorang manusia yang diabaikan oleh lingkungannya , karena tak ada ibrah yang bisa diambil darinya, tak ada manfaat, karena tak ada wibawa akibat kerusakan moral dan syar’e pada masa mudanya.

Dan kelak, dalam Kiamat yang sebenarnya, saat semua manusia menghadapi suat masa yang baru sama sekali, bukan hanya bagi dirinya tapi bagi seluruh ummat manusia, iapun bangkit dalam keadaan buta , padahal ia harus berkeliling mencari manusia utama ,agar memohonkan kepada Allah supaya pengadilan akherat segera di gelar.



Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Terima kasih atas kunjungan anda