Al-jannatu tahta dzilalis-shuyufi (surga di bawah naungan
pedang al-hadits/ Bab sabar/ruyadush shalihin)
Ketika kita membaca hadits di atas , pasti kesan yang
timbul ialah , Islam agama yang mengajarkan kekerasan, maka tidak heran bila hadits ini menjadi senjata para
orientalis untuk melecehkan agama kita.
Lalu dhaifkah hadits tersebut ?, dari segi rawi hadits
tersebut diriwayatkan oleh 2 syeh ahli hadits yakni, Bukhari & Muslim, dari
segi matan maupun sanad, hadits tersebut tidak diragukan seshahehannya.
Lalu di manakah letak kesalahannya, ?
letaknya ialah kepada cara kita memahaminya, yakni “tidak
adil, jelasnya ke tidak- adilan kita dalam memahami sebuah hadits, sehingga
membuahkan interpretasi yang salah.
Lalu apa solusinya ?
Pahamilah sebuah hadits secara utuh. tidak salah belajar hadis
hanya dari buku terjemah, namun saat kita sudah menjadikan suatu hadits sebagai
materi atau bagian dari materi dakwah, maka mutlak keutuhan hadits tersebut
wajib kita ketahui.
Tidak harus mengerti bahasa Arab, atau mampu membaca
huruf gundul, apalagi sekarang sudah banyak kitab-kitab syarah hadits yang
diterjemahkan ke dalam bahasa Indonesia, yang diperlukan hanya ke arifan kita
untuk belajar lebih giat, setidaknya kita mengetahui Asbabul wurud suatu hadits.
Sebagai contoh adalah hadits di atas yang lengkapnya ialah
“
Dari
Abu Ibrahim, yaitu Abdullah bin Abu Aufa radhiallahu 'anhuma bahwa Rasulullah صلی الله عليه وسلم pada
suatu hari di waktu beliau itu bertemu dengan musuh, beliau menantikan sehingga
matahari condong - hendak terbenam - beliau lalu berdiri di muka orang banyak
kemudian bersabda:
"Hai sekalian manusia, janganlah engkau semua
mengharap-harapkan bertemu musuh dan mohonlah kepada Allah akan keselamatan.
Tetapi jikalau engkau semua menemui musuh itu, maka bersabarlah. Ketahuilah
olehmu semua bahwasanya syurga itu ada di bawah naungan pedang."
Selanjutnya Nabi صلی الله عليه وسلم bersabda:
"Ya Allah yang menurunkan kitab, yang menjalankan
awan,
Yang menghancur-leburkan gabungan pasukan musuh.
Hancur leburkanlah mereka itu dan berilah kita semua kemenangan atas
mereka." (Muttafaq 'alaih)
Dengan mamahami suatu hadits secara utuh (tidak
sepotong-sepotong) akan jelas maksud yang sesungguhnya.