Kak Andy

Rabu, 22 Mei 2013

Murid yang di cintai


التلميذ المحبوب
كان بعض الاساتذة يحبّ أحد تلامذته. أكثر من زملائه, فتعجّبوا من ذلك. و قالوا : لاي شئ يحبّ أستاذنا هذالتلميذ أكثر منّا ؟ فأراد الاستاذ أنّ يظهر لهم السبب فى ذلك , فأعطى كلّ واحد منهم دجاجة, وقال : لينفرد كلّ واحد منكم في مكان, وليذبخ الجاجة حيث يراه أحد. فامتثل التلامذ أمر الاستاذ , الا ذلك التلميذ الواحد, فانه ردّ الدجاجة. فقال له أستاذه : مالك كم تذبخ دجاجتك, كما ذبخ أصحابك ؟ فقال : لانّ لم أقدر أن أنفرد فى مكان, لا يرانى فيه أحد, فانّ الله يرانى فى مكان موضع. فقال  الاساتذة للتلاميذ : أنظر الى هذالتلميذ : يخاف الله, ولا ينساه فى أى مكان , فلهذا أحببته أكثر منكم, ولا شكّ أنه اذا كبر يكون من الصالحين . المطيعين لربّهم فى كلّ حين
Murid yang dicintai

Terjadi sebahagian ustad sangat menyayangi seorang muridnya. Lebih sayang dari dari teman-temannya. Maka heran temannya karena hal tersebut. Dan mereka bertanya, karena sesuatu apakah guru kita menyayangi murid ini lebih sayang dari kita ?

Maka ustad ingin menjelaskan alasannya yang menjadi sebab itu, lalu ia memberi setiap orang dari mereka ayam. Dan berkata “ hendaklah masing-masing kalian menyendiri di suatu tempat  dan menyembelih agar agar tidak terlihat oleh seorang pun, semua murid pun mematuhi perintah guru itu, kecuali murid yang itu saja, ia mengembalikan ayam itu.

Kemudian gurunya berkata  kepadanya , “ mengapa engkau tidak menyembelih ayammu seperti yang dilakukan oleh teman-temanmu ? anak itu menjawab ,”karena saya tidak bisa menyendiri di suat tempat tanpa terlihat oleh seorang pun, sesungguhnya Allah melihatku di setiap tempat.

 Kemudian guru itu berkata kepada murid-murid, “lihatlah kepada murid ini, ia takut kepada Allah dan tidak melupakan-Nya di tempat di mana pun. Itulah sebabnya saya lebih menyayanginya dari pada kalian. Tidaklah di ragukan , bahwa jika sudah besar, ia akan menjadi orang yang shaleh dan taat kepada pengaturnya di setiap waktu.

keterangan :
kisah di atas adalah mitivasi bagaimana menanamkan sifat jujur dan merasa di awasi oleh Allah disetiap tempat /ruang dan waktu.



Sabtu, 11 Mei 2013

Ibadah


أدّ ماافترض الله عليك تكن من اعبد الناس, واجتنب ما حرّم الله عليك تكن أورع الناس, وارض بما 
قسم الله تكن من أغنى الناس

47. Tunaikan apa yang di fardhukan Allah padamu, maka kamu akan menjadi yang paling berbakti, jauhilah apa yang Allah haramkan atasmu, maka kamu akan menjadi orang yang paling wara’, dan senanglah terhadap pemberian Allah atasmu, maka kamu akan menjadi orang yang paling kaya.

Allah telah banyak mengarunia kita dengan berbagai nikmat, maka sudah sewajarnyalah  sebagi hamba-Nya kita bersyukur atas semua nikmat-Nya.

Manusia secara fitrah adalah makhluk mengabdi, sebagaimana yang Allah abadikan hal tersebut pada kisah pencarian tuhan oleh nabi Ibrahim, dan yang terdekat dengan kita adalah nenek moyang kita yang menjadi penyembah berhala, apa yang mereka lakukan sebenarnya adalah naluri ingin bertuhan, atau ingin mencari perlindungan dari sesuatu yang di anggap memiliki kelebihan.

Dengan datangnya Rasulullah , kita telah dituntun menjadi manusia yang dipermudah dalam ibadah dengan tuntunannya yang cukup jelas dan gamblang, bahkan kurang cukup lebih di perjelas lagi oleh para ulama.

Itulah yang di sebut dengan perintah dan larangan.

Selain itu ada etika yang menjadi lanjutan dari ibadah tersebut, yakni merasa senang atau ridha dengan semua pemberian Allah, apa dan bagaimanapun bentuk dan ke adaannya, sebagi wujud  dari penghambaan kita yang tulus kepadanya.



Rabu, 08 Mei 2013

Kewajiban anak Muslim


واجب الولد نحو ربه تعالى
1.أيهالولد الآديب : لقد منّ الله تعالى عليك بنعم كثيرة : أوجدك بعد العدم,
 وجعل لك عقلا , وهداك الى دين الاسلام, الذى هو أعظم نعمة, وأنعم عليك
بالسمع والبصير واللسان, واليدين والرجلين, وخلقك بشراسويّا, فى أحسن خلقه
كما قال تعالى : ( لقد خلقنا لانسان فى أحسن تقويم) و أعطاك الصحّة والعافية,
ووضع الرحمة لك فى قلوب والديك, حتّى ربّيك تربيّة كاملة, و حبّبك الى أستاذك
حتّى علّمك مايفيدك فى دينك ودنياك, الى غير ذلك من نعمه تعالى التى لا تحصى :
و ان تعدّوا نعمة الله  لا تحصوها .

Kewajiban seorang anak terhadap Allah yang maha tinggi.

Wahai anak yang berakhlaq !...sungguh telah memberi Allah kepadamu dengan nikmat yang banyak, yaitu ‘ Ia mengadakanmu sesudah kamu tidak ada, menjadikan bagi kamu akal, dan menunjukimu kepada agama Islam, yang menjadi paling agungnya kenikmatan, dan memberi nikmat bagimu dengan pendengaran, penglihatan dan dua lisan, dan dua tangan, dan dua kaki, dan menjadikanmu manusia yang sempurna, pada sebaik-baik bentuk ciptaan, sebagaimana firman-Nya ( sungguh benar-benar Kami ciptakan manusia di dalam bentuk yang sebaik-baiknya ,QS 95 :4 ).

Dan Dia memberimu dengan sehat (badan) dan Afiat (jiwa) dan meletakkan rachmat bagimu di hati ke dua orang tuamu, sehingga keduanya mendidikmu dengan pendidikan yang sempurna, dan menyayangi gurumu, sehingga mengajarimu apa yang memberi faedah di dalam agama dan duniamu, dan selain itu dari nikmat-nikmat-Nya yang tiada terhingga : ( dan jika kamu menghitung nikmat Allah maka kamu tidak akan dapat menghitungnya. Qs 16:18)

Al hamdulillah .. salam jumpa visitor setelah beberapa lama absen , karena mengurus orang tua yang sedang sakit al hamdulillah kini Allah memberi kesempatan untuk mengisi blogg setelah beberapa waktu terbengkalai.

Dalam bab ini dijelaskan akan kewajiban anak, sebenarnya bukan hanya anak saja tapi kewajiban manusia secara umum kepada Allah SWT.

Betapa besar nikmat yang Allah karuniakan kepada kita selaku hamba-Nya, yang di mulai dari ketiadaan menjadi ada, dan adanya kita ini merupakan nikmat tersendiri, karena dari sinilah awal kita menikmati segala fasilitas kehidupan yang Allah telah siapkan untuk kita.
Allah juga mengarunia kita akal, yang tidak di berikan-Nya kepada hewan, Allah memberikan akal kepada Malaikat, Jin dan manusia, dan manusia juga Jin sebagai makhluk mukallaf (yang dibebani kewajiban ibadah) di barengi dengan hawa nafsu, dan dengan bekal akal inilah sebagai fasilitas canggih manusia dapat mencapai peradaban tehknologi yang sangat mengagumkan.

 Allah juga menunjuki kita kepada agama Islam sebagi karunia terbesar dan termahal dalam hidup, juga karunia ke imanan , namun terkadang manusia tidak merawat nikmat terbesar tersebut sehingga lambat laun nikmat itu hanya tertinggal sisanya, bahkan yang fatal tidak adanya kebanggaan atau loyalitas (sifat Wala’) kepada nikmat terbesar tersebut.

Tidak cukup hanya dengan itu , Allah memberi fasilitas penunjangnya, yakni pendengaran, penglihatan , dua lisan, dua tangan, dua kaki yang menjadi ciri khas manusia sebagai makhluk yang sempurna, hanya pertanyaannya sejauh mana kita memakai fasilitas tersebut untuk meraih ridha Allah ?

Manusia adalah makhluk yang sempurna baik dari segi fisik maupun psikis, karena itulah Allah meletakkan rasa kasih dan sayang dalam hati hamba-Nya, bahkan bukan hanya manusia hewan pun juga Allah karuniakan kasih sayang itu, sehingga hewan yang paling ganas pun menyusui anaknya.

Dan dengan perasaan itu kita saling menyayangi, merasa saling membutuhkan, merasa punya tanggung jawab untuk kebaikan yang lainnya.

begitu besarnya nikmat dan karunia Allah tersebut, hingga bila kita mencoba untuk menghitungnya, maka kita tidak akan pernah bisa , karena dapat menghitung itu sendiri juga sbagian dari nikmat-Nya.

Wallahu a’lam.