Kak Andy

Minggu, 11 November 2012

Pohon Tauhid


أَلَمْ تَرَ كَيْفَ ضَرَبَ اللَّهُ مَثَلا كَلِمَةً طَيِّبَةً كَشَجَرَةٍ طَيِّبَةٍ أَصْلُهَا ثَابِتٌ وَفَرْعُهَا فِي السَّمَاءِ
تُؤْتِي أُكُلَهَا كُلَّ حِينٍ بِإِذْنِ رَبِّهَا وَيَضْرِبُ اللَّهُ الأمْثَالَ لِلنَّاسِ لَعَلَّهُمْ يَتَذَكَّرُونَ
Tidakkah kamu perhatikan bagaimana Allah telah membuat perumpamaan kalimat yang baik seperti pohon yang baik, akarnya teguh dan cabangnya (menjulang) ke langit,
pohon itu memberikan buahnya pada setiap musim dengan seizin Tuhannya. Allah membuat perumpamaan-perumpamaan itu untuk manusia supaya mereka selalu ingat. (QS 14 : 24/25)

Dalam beberapa kitab tafsir termasuk Ibnu Katsir, pohon yang baik merupakan perumpamaan dari tauhid (pohon tauhid) di mana Aqidah yang baik bagi seorang Mukmin laksana pohon dengan akar yang menghujam ke bumi dan dahannya menjulang ke langit.

Aqidah atau keimanan , kalimat Tauhid yang keluar dari lisan seorang Mukmin bukan  hanya sebuah ungkapan semu tanpa makna , kalimat Tauhid adalah ikrar, janji bahkan sumpah yang mempunyai konsekuensi yang mengakar  jauh ke dalam hati, dan pancarannya dapat tervisualisasi dalam bentuk amal amal shaleh paralel ke langit yakni kepada Allah.

Kalimat tauhid yang mengakar jauh ke dalam hati bagi seorang Mukmin dapat memberikan manfaat bagaikan buah di setiap masa dan musimnya ,. Karena Islam adalah “Rahmatan lil’alamin, di mana saat ia kaya hartanya keluar, baik dalam bentuk zakat , Infaq, Qurban bantuan sosial, tak pernah berat tangan maupun surut langkah meringankan beban sesamanya, bahkan bagaimanapun kondisi sosial dan ekonominya, seperti apa yang disabdakan yang mulia nabi “

“Khairunnas man anfa’unnas (sebai-baik manusia adalah yang bisa memberikan manfaat bagi manusia yang lain)..

Tentunya kebaikan atau amal shaleh yang dilakukan seorang Mukmin harus dalam koridor atau bingkai syareah , atau yang diperbolehkan oleh hukum Allah, itulah mungkin yang dimaksud deringan idzin Allah, baik teknis maupun teorinya.

Tamsil atau perumpamaan Allah buat agar kita lebih mudah memahami bahkan menyelesaikan sesuatu persoalan, juga agar kita selalu ingat kepada Allah, yang telah meletakkan tamsil sebagai sebuah contoh kecil untuk dibuat kiasannya.